Kalsel

Peduli Karhutla, Netizen NU Kalsel Gelar Diskusi Panel

apahabar.com, BANJARMASIN – Netizen Nahdlatul Ulama bekerjasama dengan Universitas NU Kalsel serta Badan Penanggulangan Bencana Daerah…

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalsel Wahyudin Ujud menjadi nara sumber di diskusi panel yang digelar Netizen NU Kalsel bersama Akademisi UNU Kalsel, Dessy Puji lestari. Foto-Istimewa

apahabar.com, BANJARMASIN – Netizen Nahdlatul Ulama bekerjasama dengan Universitas NU Kalsel serta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mengadakan diskusi panel.

Diskusi itu mengangkat tema “Mitigasi dan Penanggulangan Bencana Karhutla dan Peran Serta Masyarakat” yang berlangsung di Gedung Dakwah UNU Kalsel, Sabtu (27/7) siang.

Diskusi ini menghadirkan Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kalsel dan akademisi dari UNU Kalsel, Dessy Puji Lestari.

Dalam paparannya, Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kalsel, Sahrudin mengatakan, per Agustus 2019 nantinya, akan diturunkan 1012 personil ke pelosok desa yang rawan terjadinya Karhutla.

Adapun, personil itu terdiri dari, TNI, Polri dan sukarelawan. Dengan tujuan, melakukan pencegahan dan pendampingan masyarakat dalam mengantisipasi bencana tersebut.

“Berdasarkan laporan BMKG, kemarau akan terjadi pada Juli hingga Oktober 2019 mendatang,” ucapnya kepada apahabar.com.

Sementara itu, Akademisi UNU Kalsel Dessy Puji Lestari menyoroti bencana dari sudut pandang Islam dan pentingnya peran serta akademisi maupun masyarakat terkait kesadaran akan bencana Karhutla.

“Karhutla bisa dicegah apabila semua masyarakat terlibat dan bersatu,” cetusnya.

Selain itu juga, kata dia, pentingnya sosial media, kampus dan forum-forum diskusi sebagai sarana dan media edukasi bagi masyarakat Kalsel untuk mencegah karhutla.

“Pastinya semua elemen mesti terlibat, seperti pelajar, mahasiswa, organisasi kepemudaan dan masyarakat,” tandasnya.

Baca Juga:Sistem Door To Door Cegah Karhutla

Baca Juga: PMI Kalteng Bagikan 6.000 Masker Gratis Atasi Debu Karhutla

Reporter: Muhammad Robby
Editor: Muhammad Bulkini