Bisnis Baju Bekas

Pedagang Suka Jual Baju Bekas Korea, Cuannya Lebih Banyak

Pedagang baju bekas di Pasar Senen Rion lebih lebih suka menjual baju bekas Korea karena untungnya lebih banyak.

Penjual Pakaian Bekas Rion. Foto: apahabar.com/Thomas.

apahabar.com, JAKARTAPedagang baju bekas di Pasar Senen Rion lebih menyukai menjual baju bekas Korea karena lebih banyak untungnya.

Ia menyatakan walaupun kualitas baju bekas Korea tidak sebagus baju Jepang  namun produk Korea jauh lebih banyak menghasilkan cuan bagi para pedagang.

Menurutnya, karakteristik kedua baju itu memang berbeda.

Baju bekas  Jepang lebih mengutamakan kualitas sedangkan baju bekas  Korea lebih mengikuti tren.

“Pakaian second (bekas) Jepang kualitasnya lebih bagus tapi bukan berarti produk Korea juga tidak bagus,” ucap Rion kepada apahabar di Jakarta, Jumat (4/11).

Baca Juga: Ketimpangan Digital Jadi Penghambat UMKM Mikro

Sebenarnya penjualan baju bekas dari kedua negara relatif seimbang.

Tapi, bagi pedagang menjual produk Korea lebih menguntungkan.  

Itu terjadi karena saat membeli baju bekas Korea secara bal, jauh lebih murah dibandingkan membeli baju bekas Jepang.

“Kalau per balnya tergantung barang. Untuk Jepang mencapai Rp11 juta, Korea sekitar Rp8 sampai Rp9 juta,” ujar Rion.

Baca Juga: Langkah yang Harus Dilakukan jika Kamu Ketinggalan Pesawat

Dengan kondisi konsumen yang lebih menyukai membeli pakaian yang sedang tren, maka memang produk Korea jauh lebih unggul.

Terutama untuk konsumen dari luar kota yang dominan mencari barang dengan harga yang lebih terjangkau.

“Jadi barang Korea bisa memberikan keuntungan lebih banyak,” tutur Rion.

Untuk jenis pakaian yang paling banyak dicari dari produk Jepang dan Korea di antaranya kemeja, kaos dan celana.

Dalam 1 hari setidaknya transaksi baju bekas secara eceran paling sedikit Rp50.000 dan paling banyak mencapai Rp500.000.

“Kalau untuk penjual atau pemborong belanjanya biasanya di atas Rp2 juta tapi dengan harga di bawah eceran,” ungkap Rion.