Religi

Patuhi Ketetapan MABIMS, Majelis Ulama Singapura Putuskan Awal Ramadan pada Minggu 3 April

apahabar.com, JAKARTA – Berdasarkan kriteria astronomi yang disepakat oleh negara-negara MABIMS (Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia,…

Ilustrasi, awal Ramadan di Singapura. Foto-Net.

apahabar.com, JAKARTA - Berdasarkan kriteria astronomi yang disepakat oleh negara-negara MABIMS (Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia dan Singapura) yang ditetapkan pada 2021, Majelis Ugama Islam Singapura (MUIS) memutuskan awal puasa Ramadan 1443 Hijriah pada Minggu, 3 April 2022.

Menurut perhitungan astronomi, hilal tidak mungkin terlihat di atas cakrawala Singapura saat matahari terbenam, sehingga hal ini tidak memenuhi kriteria astronomi yang disepakati oleh negara-negara anggota MABIMS.

“Artinya besok adalah tanggal 30 bulan Syaban. Oleh karena itu, dengan senang hati saya nyatakan bahwa awal Ramadhan 1443H jatuh pada hari Minggu, 3 April 2022,” kata Mufti Agama Islam Singapura, Dr Nazirudin Mohd Nasir dalam keterangan persnya, seperti dilansir dari viva.co.id, Jumat (1/4) malam.

Nazirudin mengucapkan selamat menunaikan ibadah puasa Ramadan kepada semua Muslim di Singapura. Ia berharap ibadah puasa menjadi pengalaman yang bermakna dan mengisi bulan dengan perbuatan baik dan spiritualitas yang mendalam.

“Semoga bulan yang penuh berkah ini membentuk kita menjadi Muslim yang sukses di dunia ini, dan semoga Allah melimpahkan berkahnya kepada kita di akhirat,” ungkapnya.

Sebelumnya, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Agama menetapkan awal Ramadan tahun 1443 Hijriah jatuh pada Minggu, 3 April 2022.

Penetapan ini berdasarkan laporan rukyatul hilal dari 101 titik yang ada di Indonesia. Semua perukyat melaporkan tidak satupun yang melihat hilal.

“Secara mufakat, 1 Ramadan 1443 Hijriah jatuh pada hari Ahad, 3 April 2022 Masehi,” kata Menag Yaqut dalam konferensi pers penetapan awal Ramadhan 1443 H di kantor Kemenag, Jakarta, Jumat 1 April 2022.

Sementara Anggota Tim Unifikasi Kalender Hijriyah Kemenag, Profesor Thomas Djamaluddin mengungkapkan, secara astronomis, posisi hilal di Indonesia pada saat Maghrib 1 April 2022 masih berada di bawah kriteria baru MABIMS (Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia dan Singapura) yang ditetapkan pada 2021, sehingga kemungkinan tidak dapat teramati.

“Di Indonesia, posisi hilal awal Ramadan 1443 H terlalu rendah sehingga hilal yang sangat tipis tidak mungkin mengalahkan cahaya syafak (senja), sehingga kemungkinan tidak terlihat,” ungkap Thomas.

Kriteria baru MABIMS menetapkan bahwa secara astronomis, hilal dapat teramati jika bulan memiliki ketinggian minimal 3 derajat dan elongasinya minimal 6,4 derajat. Sementara menurut Thomas Djamaluddin, pada saat Maghrib 1 April 2022, posisi bulan di Indonesia tingginya kurang dari 2 derajat dan elongasinya sekitar 3 derajat.

“Hilal kemungkinan tidak teramati. Kalau ada yang mengklaim melihat hilal, dimungkinkan itu bukan hilal. Secara astronomi klaim itu bisa ditolak,” ungkap Peneliti BRIN ini. Maka, lanjut Thomas, jika data tersebut dikaitkan dengan potensi rukyatul hilal, secara astronomis atau hisab, dimungkinkan awal bulan Ramadan jatuh pada 3 April 2022.