Kebakaran Jakarta

Pasca-Kebakaran Plumpang, Aspebindo: Evaluasi HSSE di Industri Migas

Aspebindo menilai perlu ada evaluasi terkait aspek HSSE bagi pelaku industri minyak dan gas bumi menyusul kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Jakarta Utara.

Foto udara permukiman penduduk yang hangus terbakar dampak kebakaran Depo Pertamina Plumpang di Jalan Koramil, Rawa Badak Selatan, Koja, Jakarta, Sabtu (4/3). Foto: Antara

apahabar.com, JAKARTA - Asosiasi Pemasok Energi, Mineral, dan Batubara Indonesia (Aspebindo) menilai perlu ada evaluasi terkait aspek Health, Safety, Security, and Environment (HSSE atau Kesehatan, Keselamatan, Keamanan dan Lingkungan) bagi pelaku industri minyak dan gas bumi menyusul kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Koja, Jakarta Utara.

“Saya rasa dengan berbagai insiden yang terjadi ini harus ada tindakan dengan mengeluarkan kebijakan atau terobosan masif untuk mengatasi persoalan HSSE ini. Ini berlaku bukan hanya untuk Pertamina tapi untuk seluruh pelaku industri gas dan minyak bumi,” kata Ketua Umum Aspebindo Anggawira dalam keterangan di Jakarta, Selasa (7/3).

Anggawira menyebut selain di Depo Pertamina Plumpang, dalam tiga tahun terakhir, tercatat ada enam kilang dan atau depo PT Pertamina yang terbakar.

Menurut dia, meski Pertamina telah bergerak cepat untuk menanggulangi insiden kebakaran, utamanya terkait korban, hal itu merupakan prosedur mitigasi standar ketika kecelakaan terjadi.

Baca Juga: Hadapi Transisi Energi, Aspebindo: Pengusaha Batu Bara Harus Inovatif

“Namun demikian, perlu ada yang namanya evaluasi sehingga terobosan yang bisa menguatkan aspek HSSE. Jangan sampai kejadian ini bisa terulang kembali, dan perlu diperhatikan jika insiden ini terjadi kembali bagaimana prosedur penyelamatan sebagai standarnya untuk meminimalisir dampaknya,” kata Sekjen BPP Hipmi itu.

Anggawira menekankan perlunya zona penyangga atau buffer zone di setiap depo bahan bakar minyak (BBM). Terlebih, depo BBM merupakan area berbahaya yang di sekelilingnya terdapat zat-zat yang mudah terbakar.

Ia mengatakan buffer zone juga merupakan sabuk pengaman dan bagian dari aspek HSSE di sekitar wilayah tangki timbun yang rentan terbakar.

“Lahan di sekeliling lokasi depo BBM bisa dibebaskan dan dimanfaatkan sebagai area penghijauan,” ujarnya.

Baca Juga: Pertamina Tanggapi Soal Uang Santunan Rp10 Juta untuk Korban Tewas Kebakaran Plumpang

Sebelumnya, Presiden Jokowi telah memerintahkan Menteri BUMN Erick Thohir dan Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mencari solusi menyusul kebakaran yang terjadi di Depo Pertamina Plumpang yang menyebabkan korban jiwa.

Relokasi tersebut bisa dua kemungkinan, yakni memindahkan penduduk ke pulau reklamasi atau lokasi Depo Pertamina yang dipindahkan. Menindaklanjuti arahan tersebut, Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan Pertamina siap memindahkan Terminal BBM (TBBM) Plumpang di Koja, Jakarta Utara ke tanah milik Pelindo.

"Kami sudah rapat bahwa TBBM (Plumpang) akan kita pindahkan ke tanah milik Pelindo," ujar Erick. Lahan untuk relokasi depo BBM disebut akan siap dibangun akhir 2024.