Kalsel

Pasca Karhutla, Banyak Bekantan Kehilangan Tempat Tinggal

apahabar.com, MARABAHAN – Tak hanya menyebabkan kabut asap, kebakaran hutan dan lahan juga membuat banyak bekantan…

Dua ekor bekantan yang gagal kembali ke habitat asli, setelah terjebak di Kompleks Perkantoran Kilometer 19. Foto-SBI

apahabar.com, MARABAHAN – Tak hanya menyebabkan kabut asap, kebakaran hutan dan lahan juga membuat banyak bekantan kehilangan tempat tinggal.

Akibatnya kawanan monyet berhidung panjang tersebut terjebak di area permukiman dan perkebunan warga.

“Sepanjang Februari 2020, kami sudah menerima enam laporan warga yang melihat keberadaan bekantan di pemukiman,” papar Ketua Yayasan Sahabat Bekantan Indonesia (SBI), Amalia Rezeki, Jumat (21/2).

“Laporan terakhir dari warga menyatakan telah melihat sekelompok bekantan di kawasan perkantoran di Jalan Jenderal Ahmad Yani Kilometer 19 Banjarbaru,” sambungnya.

Laporan tersebut langsung ditindaklanjuti SBI. Mereka lantas menemukan dua ekor bekantan jantan muda yang sedang bertengger di atas kabel telepon.

“Kami sangat miris dengan keadaan tersebut. Wajah mereka pucat pasi dan terlihat stres,” jelas Amalia.

Warga yang melapor, Saiful Bahri, sudah hampir seminggu terakhir melihat keberadaan dua ekor bekantan tersebut.

“Saya juga ikut prihatin dan berharap agar bekantan itu segera dikembalikan ke habitat yang lebih aman,” papar Syaiful.

“Lantas saya menghubungi SBI melalui media sosial mereka. Kejadian ini juga sudah dilaporkan kepada Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) dan Dinas Kehutanan Kalimantan Selatan,” tambahnya.

Diperkirakan bekantan di kawasan perkantoran Kilometer 19 tersebut merupakan korban dari kebakaran hutan dan lahan.

Lantas mereka bermigrasi untuk mencari habitat baru. Namun kawasan yang dituju tidak pernah ditemukan, sehingga maskot fauna Kalsel ini terjebak di perkantoran.

“Bisa saja kawasan tersebut merupakan habitat bekantan, sebelum beralih fungsi seperti sekarang,” tambah Amalia.

“Kami berterimakasih dan mengapresiasi warga melapor. Hal tersebut menunjukan tingkat kepedulian warga terhadap maskot daerah,” tandasnya.

SBI sendiri memiliki Stasiun Riset Bekantan yang berada di Pulau Curiak, Kecamatan Anjir Muara, atau sekitar 15 kilometer dari Banjarmasin.

Tempat tersebut merupakan stasiun riset bekantan pertama di dunia dengan ekosistem lahan basah.

Baca Juga:8 Kasus Pelecehan Anak di Banjarmasin, Pelaku Didominasi Orang Dekat

Baca Juga: SDN Antasan Besar 7 Terimbas Pembangunan Hotel Pyramid, Dewan Cek Fakta Lapangan

Baca Juga: Pesawat Lebih Besar, Kloter Haji Kalsel Berkurang

Baca Juga: Pemeran Video TikTok Asusila dan Mucikari Jalani Tes Urine

Reporter: Bastian Alkaf
Editor: Ahmad Zainal Muttaqin