Kalsel

Pasca-Duel Maut di SPBU Liang Anggang, Pelaku Sudah Boleh Pulang

apahabar.com, BANJARBARU – Setelah menewaskan seterunya Abdul Sani (35), Muslim (31) kini sudah diperbolehkan pulang. Kondisi…

Muslim, pelaku pembunuhan di SPBU Liang Anggang saat masih tergolek lemah di ruang IGD RS Idaman Banjarbaru. Foto: Ist

apahabar.com, BANJARBARU – Setelah menewaskan seterunya Abdul Sani (35), Muslim (31) kini sudah diperbolehkan pulang. Kondisi pelaku pembunuhan di SPBU Liang Anggang, Banjarbaru ini berangsur membaik.

Setelah duel malam itu, Muslim langsung dilarikan warga ke RS Idaman Banjarbaru akibat luka tusuk di pinggang kirinya.

“Pendarahannya sudah berhenti,” ujar Direktur RSD Idaman Kota Banjarbaru Endah Labati Silapurna dihubungi apahabar.com, Sabtu (30/10).

Lantaran terus membaik, bahkan hari ini Muslim sudah diperbolehkan pulang, “Jika hasil USG Abdomen menyatakan tidak ada luka dalam,” pungkas Endah.

Selama menjalani perawatan medis, polisi menjaga ketat Muslim. Sejumlah polisi baik berpakaian dinas maupun sipil berjaga di sana.

“Pengamanan ketat,” ujar Kapolres Banjarbaru AKBP Nur Khamid melalui Kasi Humas AKP Tajudin Noor. dihubungi terpisah.

Jika sudah sembuh otomatis Muslim akan langsung dibawa ke Mapolres Banjarbaru untuk diproses hukum.

“Untuk dilakukan penyidikan lebih lanjut,” pungkasnya.

Muslim sudah ditetapkan sebagai tersangka pembunuhan Sani. Sesuai Pasal 351 dan 338, ancaman penjara 15 tahun.

Polisi telah membantah motif pembunuhan Sani di SPBU Simpang Empat LIK, Liang Anggang, Banjarbaru, Kamis (28/10) malam karena keduanya berebut lahan untuk melangsir.

Baca selengkapnya di halaman selanjutnya:

Kapolres Banjarbaru AKBP Nur Khamid bilang korban Sani yang sedang di bawah pengaruh minuman keras tersinggung hingga memukul Muslim.

Motif tersebut didukung oleh bukti rekaman CCTV dan keterangan saksi-saksi di lokasi kejadian.

"Saksi merupakan sopir truk bermuatan pupuk yang sedang mengisi BBM," ujar Khamid saat jumpa pers, Jumat (29/10) siang.

Khamid bercerita saat itu sopir truk sedang berbicara dengan korban Sani (35). "Posisi mereka berdua di belakang truk," ujarnya.

Tiba-tiba datang pelaku Muslim (31). Pembicaraan Sani dengan sopir terputus. Saat itu sopir sudah mencium aroma miras dari napas Sani.

"Lama benar kamu (dalam bahasa Indonesia)," ujar Muslim ditirukan Khamid.

Sopir truk lantas menjawab, "Saya lagi muatan (bawa muatan) pupuk."

Saat mereka berbicara, Muslim tiba-tiba meninggikan suara hingga Sani tersinggung.

"Kenapa suara kamu nyaring sekali berbicara," ujar Sani.

Pemukulan oleh Sani ke Muslim terjadi.

"Dan kemudian dilerai masyarakat sekitar, dan bubar," jelas kapolres.

Namun, aksi Sani tak berhenti di situ. Ia pulang ke rumah yang hanya selemparan batu dari SPBU.

"Korban rupanya masih dendam," ujar Khamid.

Sejurus kemudian Sani kembali dengan sebilah pisau. Muslim terkena tusuk di bagian pinggang.

Pergumulan terjadi. Sani yang mencoba lari terjatuh.

Muslim balik mengeluarkan pisau dari dalam tasnya. Dua tusukan bersarang di dada dan pinggang Sani.

Sani yang hendak membalas Muslim terjatuh hingga meninggal dunia.

"Korban tewas di tempat," ujarnya.

Sedang Muslim dilarikan ke RSUD Idaman Banjarbaru.

"Kondisi pelaku Muslim bisa berbicara tidak kritis tapi kita lakukan pengamanan di sana," terang Khamid.

Lantas, bagaimana menanggapi isu di masyarakat bahwa penusukan terjadi karena pelangsiran?

"Pada dasarnya begini, jadi antrean tinggi tapi stok terbatas, dan sudah kami sampaikan kepada pihak SPBU untuk dilakukan penertiban dengan baik," jawabnya.

Baik pelaku dan korban diketahui merupakan warga sekitar. Informasi dihimpun media ini, Sani sehari hari bekerja mengecer solar.

"Kami selalu patroli dan jika ada masyarakat yang tahu pelangsiran agar memberitahu dan akan kami tertibkan," sambung mantan kapolres Balangan ini,