Pasar Tanah Abang Sepi

Pasar Tanah Abang Sepi Pembeli, Perdagangan Secara Online Marak

Pusat perdagangan tekstil terbesar se-Asia Tenggara, Blok-G Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat masih terpantau sepi pembeli.

Pusat Perdagangan Tekstil Terbesar Se-Asia Tenggara, Blok-G Pasar Tanah Abang Jakarta Pusat hingga hinga kini terpantau sepi pembeli dan tidak sedikit pedagang yang beralih profesi dan juga tutup bisnisnya sejak pandemi Covid-19 melanda. Foto : Apahabar.com (Andrew Tito)

apahabar.com, JAKARTA - Pusat perdagangan tekstil terbesar se-Asia Tenggara, Blok-G Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat terpantau sepi dari pembeli. Kondisi itu mengakibatkan banyak pedagang beralih profesi dan terpaksa menutup unit bisnisnya yang mulai terjadi sejak pandemi COVID-19 melanda.

Kondisi berniaga bagi pedagang Pasar Tanah Abang kian memprihatinkan seiring maraknya pedagang online yang memasarkan produk tekstil secara Live di media sosial.

Saat ini, tidak banyak toko di Pasar Tanah Abang yang terlihat terbuka. Secara umum, kebanyakan toko telah tutup dan hal itu menjadi pemandangan yang biasa akhir-akhir ini.

Pedagang bernama Anton mengungkapkan perdagangan produk tekstil Pasar Tanah Abang telah marak di media sosial, melalui TikTok Shop, yang membanderol barang dengan harga sangat murah.

Baca Juga: Alami Penurunan Omzet, Begini Keluhan Pedagang di Pasar Tanah Abang

Anton mencontohkan saat pedangang menjual satu baju gamis seharga Rp100.000 di Pasar Tanah Abang, ternyata produk yang sama dijual di TikTok Shop dengan harga Rp39.000.

"Bingung lah kenapa bisa murah sekali harganya, padahal bahan yang dipakai sama. Kalau kami bikin sendiri juga tidak masuk harganya, kenapa di online bisa Rp39.0000. Itu tak masuk di akal," ujarnya.

Anton mengaku dirinya telah mengalami penurunan omzet secara drastis dalam beberapa waktu terakhir. Dari omzet yang biasanya Rp20 juta per hari, kini hanya Rp2 juta.

Akibat fenomena itu, Anton menturkan, banyak pedagang yang kemudian memilih pindah berjualan secara daring. Itu dilakukan karena pembeli kebanyakan telah bermigrasi ke media sosial.

Baca Juga: Dampak TikTok Shop, Jokowi: Bikin UMKM hingga Pasar Anjlok

Kondisi itu mengakibatkan Pasar Tanah Abang menjadi sepi dari aktivitas jual-beli. Bisa dipastikan, kondisi serupa terjadi hampir di semua blok.

Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Teten Masduki mengakui pedagang di Pasar Tanah Abang kalah bersaing dengan para pedagang online yang barangnya kebanyakan berasal dari impor.

Saat menjajakan dagangannya secara online, mereka menjualnya dengan harga yang sangat murah dan cenderung tidak masuk akal.

Hanya saja, dari sisi kualitas, kata Teten, produk tekstil dan fesyen dalam negeri, jauh lebih baik. Hal itu yang menjadi salah satu kekuatan produk Indonesia yang seharusnya bisa dijual.

Baca Juga: Produk Impor Jadi Ancaman, Kemenparekraf Gandeng Tiktok Promosikan UMKM

"Ini memang ada arus barang yang masuk ke Indonesia, consumer goods yang sangat murah sehingga produk lokal tidak bisa bersaing baik di offline maupun online ," ujarnya

Teten mengungkapkan pihaknya telah melakukan sejumlah tindakan demi membantu para pedagang di Pasar Tanah Abang. Caranya dengan memperketat aturan terkait barang impor, termasuk menjajaki aturan perdagangan secara daring.