Tak Berkategori

Pariwisata Lesu, Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Kalsel Turun

PHRI: Sektor Pariwisata Belum Jadi Daya Tarik apahabar.com, BANJARMASIN – Sektor pariwisata dinilai belum mampu mendongkrak…

Pengelola Bandara Syamsudin Noor mulai mencatatkan kenaikan penumpang saat momen natal tahun baru 2020. Foto: RRI

PHRI: Sektor Pariwisata Belum Jadi Daya Tarik

apahabar.com, BANJARMASIN – Sektor pariwisata dinilai belum mampu mendongkrak jumlah kunjungan awal tahun ke Kalimantan Selatan (Kalsel).

Bisnis perhotelan di Banua kian hari kurang menggairahkan. Dilihat dari jumlah rata-rata lama tamu menginap pada hotel bintang sepanjang Februari lalu.

Badan Pusat Statistik (BPS) Kalsel mencatat, rata-rata lama menginap (RTLM) tamu asing dan dalam negeri pada hotel bintang sepanjang Februari 2019 adalah 1,44 malam, turun 0,14 malam.

Bila dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya, yaitu Februari 2018 yang sebesar 1,53 malam, RTLM juga mengalami penurunan sebesar 0,09 malam.

Menurut Ketua Perhimpunan Hotel Restoran Indonesia (PHRI) Kalsel Rosally Gunawan kebanyakan wisatawan hanya datang untuk bisnis atau pekerjaan.

Sedangkan untuk berwisata, Kalsel dinilainya belum mampu menyediakan objek wisata yang menarik jumlah wisatawan yang banyak.

“Tempat wisata di tempat kita ini harus dibuat menarik dan infrastruktur diperhatikan, juga jaga kebersihannya,” sambung Rosally.

Soal penurunan wisatawan di awal tahun, menurutnya lumrah terjadi. Namun untuk tahun ini diperparah dengan naiknya harga tiket penerbangan dan bagasi berbayar.

“Sekarang ini bisa karena tiket yang mahal dan bagasi berbayar jadi orang-orang berangkat bila sangat perlu saja. Kalau untuk jalan atau rekreasi tunda dulu,” katanya Rosally, Rabu (3/4).

Di satu sisi, dirinya menduga meroketnya harga tiket pesawat dan bagasi berbayar yang diterapkan sejumlah maskapai menjadi biang kerok.

Baca Juga: Hunian Hotel di Kalsel Turun, Mercure Hotel: Faktor Kenaikan Tiket Penerbangan

Sementara di sisi lain, minimnya jumah tempat wisata baik wisata alam atau wisata olahan yang bisa didatangi di Kalsel.

Direktur Utama Hotel Rodita Banjarbaru ini juga mengarisbawahi soal kebersihan lingkungan dari sampah plastik.

Pengunjung akan lebih tertarik dengan tempat wisata yang dikelola dengan baik. Selain menjaga kebersihan toilet juga ada fasilitas seperti tempat duduk di berbagai sudut.

Misal di pulau Jawa. Rosally mencontohkan di Jatim Park. Di sana katanya ada berbagai tempat hiburan anak dan dewasa juga ada tempat untuk belajar.

“Enggak usah sama persis, kita buat model lain lebih unik. Supaya banyak wisatawan yang datang ke sana,” tuturnya.

Selain loksado, ada beberapa tempat lain yang menurutnya memiliki potensi wisata bagus. Seperti wisata religi, ataupun Bendungan Riam Kanan. Tempat – tempat seperti itu bisa dimanfaatkan.

Dia berharap, pemerintah daerah yang punya tempat wisata demikian bisa memberikan pemahaman pada masyarakat sekitar agar ‘sadar wisata’.

Pemikiran masyarakat untuk memanfaatkan tempat wisata turut diperlukan. Masyarakat yang dekat dengan tempat wisata bisa menjual hasil kerajinan tangan atau makanan khas dari daerah masing-masing.

Sementara itu, menurunnya jumlah wisatawan juga terlihat pada jumlah penumpang angkutan udara. Masih meminjam data BPS, jumlah penumpang angkutan udara yang berangkat melalui bandara di Kalsel sepanjang Februari 2019 sebanyak 1118.481 orang atau turun 9,46 persen dari bulan lalu.

Sedangkan jumlah penumpang datang melalui bandara di Kalsel selama Februari 2019 sebanyak 122.737 orang atau turun 19,19 persen dibanding Januari 2019.

Baca Juga:Realisasi Investasi Modal Asing Kutim Tertinggi di Kaltim

Baca Juga: Sektor Ini yang Bisa Angkat Performa Kalsel

Reporter: Rizal Khalqi
Editor: Fariz Fadhillah