Kabar Inspiratif

Parfum Biji Carica Ala Mahasiswi Magelang, Bisa Awet Hingga Delapan Jam

Mahasiswi Universitas Tidar (Untidar) bikin terobosan. Mereka menciptakan parfum berbahan biji buah carica.

Walikota Magelang saat mengunjungi stand parfum UNTIDAR. Foto: Apahabar.com/Arimbihp

Apahabar.com, MAGELANG - Mahasiswi Universitas Tidar (Untidar) Magelang, Jawa Tengah bikin terobosan. Mereka menciptakan parfum berbahan biji buah carica.

Mahasiswi ini bernama Tania, anak Program Studi (Prodi) IPA. Terobosannya itu dipamerkan dalam Kompetisi dan Ekspor Inovasi Kewirausahaan Mahasiswa Nasional, Sabtu (10/6) tadi.

Parfum bikinannya itu diberi nama Parca Natural Scent. Aromanya diklaim bisa tahan hingga delapan jam. Cocok sekali untuk pekerja dan mahasiswa.

Baca Juga: Kisah Inspiratif, Kerajinan Enceng Gondok Wiwit Mendunia dan Beromzet Puluhan Juta

Tani sengaja memilih biji carica sebagai bahan utama. Ia ingin memanfaatkan limbah buah yang banyak terbuang.

"Jadi carica yang banyak digunakan hanya buahnya, untuk manisan, bijinya terbuang. Maka kami terpikir untuk memanfaatkannya untuk menjadi karya baru yang inovatif dan bermanfaat," kata perempuan 21 tahun itu.

Ia lantas bercerita soal parfum itu. Tania rupanya tak sendiri. Ada empat temannya yang ikut membantu. Mereka melakukan penyulingan manual terhadap biji carica tersebut.

"Setiap produksi, kami memerlukan lima kilogram biji carica untuk menghasilkan 300 mililiter parfum," tuturnya.

Baca Juga: Kompol Fadli: Anggota Bareskrim Asal Kalsel Pencetus Stevia

300 mililiter parfum itu lalu dibagi ke dalam 20 botol berukuran 15 mililiter. Mereka menjualnya seharga harga Rp10 ribu.

Biar tahu saja. Sekali produksi, Tania dan kawan-kawannya membutuhkan 10 jam untuk menghasilkan 300 mililiter.

"Sejauh ini baru tiga kali produksi, peminatnya sudah ada beberapa dari teman-teman dan dosen-dosen," ungkapnya.

Tiga Kali Suling Biar Wanginya Awet

Salah satu rekan tim kerja Tania bernama Linda, 21 tahun. Kata dia, untuk mendapatkan wangi yang awet, setidaknya butuh tiga kali penyulingan. Proses ini jadi bagian terpenting.

"Pertama, biji carica kami peras dulu sampai kering, sampai habis sarinya, harus sampai kesat dan tidak berair," jelasnya

Setelah itu barulah sampai tahap penyulingan pertama. Sari dari perasan biji carica itu direbus hingga beruap dan mengeluarkan aroma.

Baca Juga: Sosok Inspiratif: Firdaus, Dari Mapala ke Pelopor Arung Jeram

"Jika sudah, nanti didinginkan dahulu, hingga keluar air dari uap tersebut, kemudian, lakukan penyulingan tahap 2 hingga baunya tercium makin pekat," rincinya

Dari situ, masuklah ke tahap penyulingan ketiga. Airnya disuling hingga jernih. "Terakhir, jika sudah dingin, aroma biji carica akan semerbak dan aromanya manis, maka parfum pun sudah siap dipakai," jelas Linda.

Ia berharap, ke depan, peminat parfum biji carica semakin banyak. Sehingga bisa meningkatkan jumlah produksi dan menambah varian wangi baru.

"Rencananya akan kami buatkan marketplace, tapi sedang kami coba dulu untuk terus berinovasi, tetapi pastinya tidak menghilangkan aroma carica yang manis dan khas," pungkasnya.