dbd

Parents Perlu Waspada, Infeksi DBD Bisa Ganggu Tumbuh Kembang Anak

Jelang musim hujan penyakit demam berdarah dengue (DBD) biasanya merajalela. Orang tua perlu waspada dan menjaga supaya anak tak mudah tertular DBD.

Ilustrasi DBD. Foto-merdeka.com

apahabar.com, JAKARTA - Jelang musim hujan penyakit demam berdarah dengue (DBD) biasanya merajalela. Orang tua perlu waspada dan menjaga supaya anak tak mudah tertular DBD.

Jika DBD terjadi pada anak, gangguan tumbuh kembangnya bisa terganggu. Anak bisa terkena stunting dan risiko gagal tumbuh. Selain itu, meski tak ada efek samping pada organ tubuh, jika DBD menyerang otak, maka dampaknya bisa panjang.

Dokter spesialis anak RS Hermina Jatinegara dr. Kanya Ayu Paramastri Sp.A mengatakan anak yang terinfeksi demam berdarah dengue (DBD) bisa terganggu proses masa tumbuh kembangnya karena asupan nutrisi yang kurang.

"Kalau seperti umumnya anak infeksi pasti nggak mau makan, anaknya rewel, susah tidur, otomatis kalau gangguan makan nutrisi bisa turun, kalau itu terjadi berulang daya tahan tubuhnya nggak oke," kata Kanya saat diskusi tentang pencegahan DBD di Jakarta, Minggu.

Kanya mengatakan infeksi DBD yang hebat dan berulang, bisa berujung stunting karena asupan nutrisi anak yang tidak adekuat, sehingga terjadi risiko gagal tumbuh dan kenaikan berat badan tidak baik pada jangka panjang.

Infeksi dengue yang terjadi berulang memang tidak menyebabkan efek samping pada organ lain dalam tubuh anak ketika dewasa. Namun jika kejadian dengue menyerang otak, bisa menjadi masalah seperti kekurangan cairan, dan kekurangan oksigen yang sampai merusak otak.

Dengue yang Berulang Bisa Lebih Parah

Dokter Kanya juga mengatakan, dengue yang bisa menyerang berulang hingga empat kali, biasanya akan lebih parah di infeksi kedua dan seterusnya.

Saat anak dirawat karena DBD, penting untuk memenuhi asupan nutrisinya seperti cairan dan konsumsi protein hewani lebih banyak.

"Utamakan cairan untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang, kedua karena dia virus kita harus naikin daya tahan tubuh dengan protein hewani itu sangat efektif," kata Kanya.

Untuk pencegahan, Kanya menyarankan sempatkan untuk melakukan 3M yaitu menguras, mendaur ulang, dan menutup, dan menetapkan pembersihan rumah setiap hari Minggu jam 10 pagi selama 10 menit untuk membersihkan area genangan air atau tempat-tempat yang dihinggapi nyamuk selama 10 minggu berturut-turut.

"Jadi harapannya lingkungan tempat anak tinggal bersih dari sektor nyamuk pembawa virus dengue," tambahnya.

Selain itu, lakukan vaksinasi di usia 6-45 tahun dan perbaiki daya tahan tubuh dari dalam dengan jaga asupan nutrisi, konsumsi makanan yang mengandung protein hewani, dan istirahat cukup.

Kanya juga merekomendasikan tumbuhan pengusir nyamuk seperti lavender, sereh atau kemangi sebagai bahan untuk mengepel.