Panutan Taat Pajak, Imam Musala Ar-Raudah Sekumpul Dihadiahi Motor oleh Samsat Martapura

Keteladanan KH Sa’duddin Salman dalam membayar pajak kendaraan bermotor secara tertib berbuah apresiasi istimewa dari UPPD Samsat Martapura.

Guru Sa'duddin memberikan sambutan usai menerima hadiah dari Samsat Martapura. Foto: bakabar.com/Hasan

bakabar.com, MARTAPURA - Keteladanan KH Sa’duddin Salman dalam membayar pajak kendaraan bermotor secara tertib berbuah apresiasi istimewa dari UPPD Samsat Martapura.

Ulama yang juga dikenal sebagai imam tetap Musala Ar-Raudah Sekumpul itu menerima penghargaan berupa satu unit motor Honda Beat. Penghargaan diserahkan langsung oleh Kepala UPPD Samsat Martapura, Pengayom Bayu Ajie.

Bayu menyebut Guru Sa’duddin sebagai figur inspiratif yang mampu mendorong masyarakat untuk lebih sadar akan pentingnya membayar pajak demi pembangunan daerah.

"Beliau contoh nyata bahwa kesadaran membayar pajak bukan hanya kewajiban administratif, tetapi kontribusi nyata bagi pembangunan Banua," ungkap Bayu.

Sebagai wajib pajak yang selalu patuh dan konsisten, Guru Sa’duddin dinilai memberikan pengaruh positif. Keteladanan ini dianggap penting dalam menguatkan kembali kesadaran kolektif untuk taat pajak, terlebih melihat peran pajak dalam menopang pembangunan.

Tidak hanya memberikan penghargaan khusus kepada tokoh masyarakat, Samsat Martapura juga membagikan berbagai hadiah kepada wajib pajak lain melalui Gebyar Sadar Pajak dan Penganugerahan Wajib Pajak Panutan.

Program ini digelar untuk meningkatkan motivasi masyarakat agar terus patuh dan tepat waktu dalam membayar pajak.

Guru Sa’duddin sendiri menegaskan bahwa manfaat pajak dapat dirasakan langsung oleh masyarakat, terutama dalam bentuk pembangunan infrastruktur. Tak mengherankan kalau banyak pengunjung luar daerah hingga mancanegara yang memuji keindahan Martapura.

"Keindahan kota, termasuk jalan-jalan mulus, dibangun dari pajak yang dibayarkan," papar Sa'duddin.

Guru Sa'duddin juga mengingatkan masyarakat agar tidak serta-merta menyalahkan pemerintah, ketika menemukan jalan rusak, "Kalau jalan berlubang, jangan dulu mencela pemerintah. Seharusnya cela diri sendiri dan bertanya apakah sudah membayar pajak untuk pembangunan," pesannya.