News

Pantau Pengamanan G20 di Bali, Polri Pasang Ribuan CCTV

apahabar.com, DENPASAR – Tidak kurang 1.431 CCTV yang terintegrasi dipasang Polri untuk memantau keamanan Konferensi Tingkat…

Indonesia akan menjadi tuan rumah G20 yang dijadwalkan berlangsung 30 hingga 31 Oktober 2022 di Bali. Foto: Gatra

apahabar.com, DENPASAR – Tidak kurang 1.431 CCTV yang terintegrasi dipasang Polri untuk memantau keamanan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 dan Global Platform For Disaster Risk Reduction (GPDRR) 2022 di Bali.

Fitur-fitur tersebut akan dipantau dari fasilitas 91 Command Center ITDC yang telah rampung dibangun oleh Polri.

“Fitur-fitur itu akan melihat kesiapan pendukung pengamanan kegiatan, termasuk mengantisipasi kebencanaan,” papar Kapolda Bali, Irjen Putu Jayan Danu Putra, seperti dilansir CNN, Kamis (26/5).

Pemantauan akan difokuskan di tiga pelabuhan penyeberangan, satu pelabuhan logistik, bandara dan satu terminal bertipe A.

Kemudian beberapa tujuan wisata lain, hingga seluruh jalur jalan tol yang menjadi rute delegasi.

Sementara command center menyiapkan fasilitas monitoring drone, monitoring GPS ranmor patroli, monitoring body worm camera dan situasi dari udara dengan drone, serta dashboard Polisiku, Dashboard 110 dan SOT Presisi.

Adapun fitur penanganan bencana alam yang terinput di antaranya info cuaca BMKG, informasi bencana alam dan tsunami yang dipantau secara real time, inarisk BNPB, monitoring kecepatan angin, pasang surut air dan tinggi gelombang.

“Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sudah melakukan pemantauan langsung. Semuanya dinyatakan sudah baik, karena kami pernah melaksanakan kegiatan bersama PBB di Bali,” tambah Jayan Danu Putra.

Indonesia didapuk sebagai tuan rumah atau presidensi G20 2022 melalui proses serah terima dalam KTT di Italia yang berlangsung Oktober 2021. Dijadwalkan G20 di Bali digelar 30 hingga 31 Oktober 2022.

Sejumlah kepala negara anggota akan hadir ke Tanah Air, termasuk Amerika Serikat. Namun belakang Indonesia menjadi sorotan, lantaran bakal tetap mengundang Presiden Rusia Vladimir Putin.

Undangan itu tetap dilayangkan di tengah invasi Rusia ke Ukraina. Amerika Serikat sendiri sempat mengkritik langkah Indonesia.