Pangeran Harry Akui Memangkas Memoar 'Spare' demi Tutupi Aib

Dalam sebuah wawancara baru, Harry mengatakan kepada surat kabar Inggris The Daily Telegraph bahwa transkrip awal "Spare" dua kali lebih panjang dari draf akhir

Buku Spare karya Pangeran Harry. Foto: EPA.

apahabar.com, JAKARTA - Pangeran Harry mengatakan bahwa dirinya telah memangkas memoar "Spare" dan memilih untuk tidak menerbitkan detail tertentu karena tahu keluarganya tidak akan pernah memaafkannya jika bagian tersebut dipublikasikan, mengutip Deadline yang disiarkan pada Sabtu (14/1).

Dalam sebuah wawancara baru, Harry mengatakan kepada surat kabar Inggris The Daily Telegraph bahwa transkrip awal "Spare" dua kali lebih panjang dari draf akhir. Menurut dia, semua itu bahkan bisa terbit menjadi dua buku.

"Draf pertama berbeda. Tadinya 800 halaman, dan sekarang lebih sedikit menjadi 400 halaman. Itu bisa menjadi dua buku. Dan bagian yang sulit adalah mengeluarkan semuanya," kata dia kepada surat kabar itu.

Kemudian Harry menambahkan bahwa banyak hal telah terjadi antara dia dan sang ayah, Raja Charles, serta saudara laki-lakinya, Pangeran William, yang dia ingin dunia tidak perlu mengetahuinya.

"Saya tidak berpikir mereka akan pernah memaafkan saya," kata dia.

Buku "Spare" dari Pangeran Harry dirilis pada Selasa (10/1), setelah beberapa sebelumnya potongan buku tersebut bocor dan mendapat sorotan banyak media. Buku itu juga mulai dijual sebelum waktunya di Spanyol.

Pada Jumat, The Guinness World Records mencatat "Spare" sebagai buku non-fiksi dengan penjualan tercepat sepanjang masa. Buku itu terjual sebanyak 1,43 juta eksemplar pada hari pertama penjualannya di Inggris, AS, dan Kanada.

Rekor sebelumnya dipegang oleh buku Barack Obama "A Promised Land" yang terjual 887.000 eksemplar pada hari peluncurannya.

Dalam buku "Spare", Pangeran Harry membahas secara rinci mengenai pengalaman dan keluarganya, mulai dari trauma atas kematian ibunya, perjuangan kesehatan mentalnya, hingga putusnya hubungan dengan keluarganya.

Selama wawancara dengan The Telegraph, Pangeran Harry juga menegaskan bahwa buku tersebut bukan bermaksud untuk menyerang Monarki Inggris tetapi untuk membantu institusi kerajaan berkembang.

“Ini bukan tentang mencoba meruntuhkan monarki, ini tentang mencoba menyelamatkan mereka dari diri mereka sendiri,” kata Harry.