Kalsel

Pandemi Picu Peningkatan Kehamilan di Batola

apahabar.com, MARABAHAN – Kampanye stay at home selama pandemi Covid-19, ternyata ikut memicu peningkatan persentase kehamilan…

Bupati Batola, Hj Noormiliyani AS, memotong tumpeng dalam peringatan puncak Harganas 2020, Senin (29/6). Foto-Humpro Setda Batola

apahabar.com, MARABAHAN – Kampanye stay at home selama pandemi Covid-19, ternyata ikut memicu peningkatan persentase kehamilan di Barito Kuala.

Mengurangi aktivitas di luar rumah dan menghindari kerumunan di tempat umum, diyakini menjadi salah satu cara menekan penyebaran Covid-19.

Namun untuk pasangan usia subur, lebih banyak berada di rumah disinyalir ikut meningkatkan angka kehamilan tidak terencana selama pandemi yang berlangsung sejak Februari 2020.

“Terjadi peningkatan angka kehamilan yang cukup signifikan,” papar Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Batola, Hj Harliani, Senin (29/6).

“Namun kalau dipersentasekan, masih dibawah 10 persen. Hal itu juga disebabkan sosialisasi menunda kehamilan selama pandemi sudah lebih dulu dilakukan,” imbuhnya.

Selain lebih banyak berada di rumah, peningkatan angka kehamilan juga bisa disebabkan kesulitan memperoleh alat kontrasepsi.

Setidaknya selama Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), banyak juga warga yang menghindari keluar rumah, kecuali untuk keperluan mendesak.

“Penyebab lain lupa menggunakan alat kontrasepsi, termasuk masih berpikir untuk mengganti alat kontrasepsi dari pil menjadi suntik atau sebaliknya,” beber Harliani.

Mengantisipasi ledakan angka kehamilan, DP3AKB Batola juga melakukan pelayanan KB serentak dengan target 2.354 akseptor.

Aksi tersebut sekaligus menandai peringatan puncak Hari Keluarga Nasional (Harganas) 2020 yang jatuh setiap 29 Juni.

“Pelayanan ini dilakukan serentak sejak pukul 09.00 hingga 16.00 di Puskesmas, Praktik Mandiri Bidan (PMB) dan kunjungan rumah,” jelas Harliani.

“Adapun target yang dicapai Batola dalam pelayanan serentak ini adalah IUD/Implan sebanyak 59 akseptor, suntik 122 akseptor, dan pil/kondom 2.173 akseptor,” imbuhnya.

Selain mengoptimalisasi petugas lini lapangan, DP3AKB Batola dibantu jajaran Kodim 1005 Marabahan untuk mendapatkan calon akseptor.

Masih dalam rangkaian Harganas, DP3AKB Batola juga melaksanakan pelatihan pembuatan baju hazmat dan masker.

“Masker diperuntukkan akseptor, sedangkan hazmat dibagikan kepada bidan yang melayani pemasangan IUD, implan maupun suntik,” tandas Harliani.

Editor: Syarif