Kalsel

Pandemi dan Lesunya Kehidupan Masyarakat di Sekitar Masjid Pusaka Banua Lawas Tabalong

apahabar.com, TANJUNG – Tak banyak orang yang datang keĀ  Masjid Pusaka Banua Lawas di Kabupaten Tabalong,…

Warga yang berkunjung dipastikan menerapkan protokol kesehatan di areal Masjid Pusaka Banua Lawas. Foto – apahabar.com/Amin

apahabar.com, TANJUNG – Tak banyak orang yang datang ke Masjid Pusaka Banua Lawas di Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan. Suasananya cukup lengang, kalau tak mau dibilang sepi.

Padahal, sebelum Covid-19 menginvasi dunia, sedikitnya ada 15 bus berisi penuh penumpang yang datang ke masjid ini.

Pengunjung yang datang ke masjid tertua di Tabalong itu berasal dari berbagai daerah. Ada yang dari dalam wilayah Tabalong, Banjarmasin, bahkan tak sedikit yang datang dari Kaltim dan Kalteng. Tapi sekarang lima bus saja sudah merupakan kabar baik.

“Sekarang paling banyak 5 unit bus saja di hari Minggu dan Rabu,” kata Herna, seorang penjual bunga di Masjid Pusaka Banua Lawas, belum lama ini.

Kondisi ini membuat ekonomi masyarakat setempat ikut terdampak. Sebelum pandemi, Herna bisa mencukupi kebutuhan hidupnya dengan nyaman hanya dengan berjualan bunga. Namun saat ini menjual bunga hanya cukup untuk makan sehari-hari.

“Jika dibanding sebelum pandemi, pendapatan saat ini sangat jauh berkurang. Meski demikian kami tetap bersyukur masih bisa makan dari hasil menjual bunga,” kata Herna yang diamini penjual bunga lainnya, Norbainah.

Meski demikian, Herna menyebut kondisi saat ini masih jauh lebih baik dibanding periode awal pandemi. Saat itu, Masjid Pusaka ditutup bagi para pengunjung.

Ia menyebut sebenarnya masjid itu masih ditutup, tapi pihak pengelola tak bisa menolaknya. Hal itu dibenarkan oleh seorang pengurus Masjid Pusaka Banua Lawas yang juga pengelola parkir, Bahani.

“Meski ditutup, pengunjung tetap berziarah. Katanya ada nazar. Jadi kami tidak bisa melarang orang yang datang,” jelasnya.

Untuk mengantisipasi hal itu, pihaknya menyiapkan tempat cuci tangan di bagian pintu pagar masjid. Kemudian mewajibkan para pengunjung memakai masker dan menjaga jarak.

Jika pengunjung sedang banyak, pihak pengelola masjid akan membatasi jumlah jemaah yang bisa masuk.

“Kami juga menyiapkan masker bagi pengunjung yang lupa membawanya atau hilang dalam perjalanan,” beber Bahani.

Ujar Bahani, biasanya pengunjung datang di hari Minggu dan Rabu bertepatan dengan Pasar Arba. Tak hanya penjual bunga, ia mengatakan pemasukan di sektor parkir juga berkurang selama pandemi.

“Saat ini paling 5 unit bus. Itu pun dihari libur dan pasar. Hari biasa hampir tidak ada,” katanya.

Dia pun mengimbau kepada masyarakat untuk bisa menerapkan protokol kesehatan secara ketat.

” Jika kunjungan ke Masjid Pusaka Banua Lawas tidak bisa ditunda, kami minta terapkan prokes yang ketat dan patuhi aturan dari pengurus,” pesan Bahani.

Masjid Pusaka Banua Lawas masuk dalam cagar budaya yang ada di Kabupaten Tabalong. Di samping bangunan Masjid Pusaka Banua Lawas terdapat makam seorang tokoh bernama Penghulu Rasyid yamg merupakan seorang penghulu atau ulama sekaligus pejuang yang sangat disegani.

Keberadaan makam ini juga menjadi bukti sejarah penyebaran Islam di Tabalong. Berdasarkan sejarah, Penghulu Rasyid merupakan seorang yang sangat disegani.

Selain karena memiliki ilmu agama yang kuat, dirinya juga merupakan ulama melakukan perlawanan terhadap Belanda.

Pedagang bunga yang berada di samping kanan depan masjid. Foto-apahabar.com/Amin