Kalsel

Pandemi Belum Berakhir, Disporbudpar Batola Gagas Festival Menyanyi Virtual

apahabar.com, MARABAHAN – Pandemi Covid-19 yang membatasi kerumunan, tak menyurutkan niat Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan…

Bidang Kebudayaan Disporbudpar Barito Kuala menggelar festival menyanyi lagu-lagu Banjar secara virtual. Foto: Istimewa

apahabar.com, MARABAHAN – Pandemi Covid-19 yang membatasi kerumunan, tak menyurutkan niat Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Disporbudpar) Barito Kuala (Batola) menggelar festival menyanyi.

Bedanya kegiatan tersebut tidak digelar seperti biasanya. Menaati protokol kesehatan, event bertajuk Festival Lagu Banjar 2020 ini dilangsungkan secara virtual.

“Selain tetap menjalankan program di tengah pandemi, festival ini sekaligus menjadi terobosan baru di Batola,” papar Kabid Kebudayaan Disporbudpar Batola, Sabirin, Senin (28/9).

Pendaftaran dibuka mulai 28 September hingga 7 Oktober 2020 melalui nomor telepon 0812 5618 9537. Tersedia sejumlah persyaratan yang diatur panitia.

Peserta harus merupakan warga Batola yang dibuktikan KTP, serta berusia 18 sampai 30 tahun. Pendaftaran juga mesti dilakukan secepatnya, mengingat peserta dibatasi hanya 50 orang.

“Pembatasan usia ini untuk mengakomodir peserta yang pernah mengikuti festival-festival pelajar,” tegas Sabirin.

Oleh karena virtual, setiap peserta mengunggah video menyanyi dan dikirimkan kepada panitia dengan jadwal antara 8 sampai 15 Oktober 2020.

“Video yang dikirimkan harus bikinan terbaru, hanya satu angle menghadap layar kamera, bukan dubbing dan tanpa efek tambahan selain instrumen yang sesuai,” jelas Sabirin.

“Peserta dapat memilih satu dari empat judul lagu wajib, yakni Uma Abah, Damar Dua, Halin dan Kasih Putus Di Luhuk Badangsanak,” imbuhnya.

Dari 50 peserta, diambil 6 peserta yang berhak tampil di final. Keenam peserta inilah yang berkesempatan meraih hadiah berupa uang jutaan rupiah.

Untuk format final, sedang digodok antara menggunakan sistem yang sama dengan penyisihan atau live melalui aplikasi video conference.

“Terkait format final, semuanya tergantung domisili 6 finalis nanti. Penyebabnya belum semua kecamatan mendapat jaringan seluler yang mendukung video conference,” tandas Sabirin.