Pandangan Psikolog Soal Marak Isu Gengster di Banjarmasin

Belakangan marak isu gengster berbahaya di Kalimantan Selatan, khususnya di Banjarmasin, Banjarbaru hingga Tanah Laut.

Lokasi penyerangan geng motor di Jalan Kambang Berenteng, Kelurahan Pengambangan, Banjarmasin Timur, Minggu (22/10) dini hari. Foto:apahabar.com/Amrullah.

apahabar.com, BANJARBARU - Video  sekelompok remaja bermotor yang diduga membacok warga  di pinggiran jalan kota Banjarmasin ramai dibagikan netizen di media sosial. Isu gengster pun mengemuka. Hal ini kemudian mendapat tanggapan dari Psikolog dari Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Sukma Noor Akbar.

Menurut Sukma, Banjarmasin dikenal sebagai kota yang religius, sayangnya kemudian ditemukan adanya geng-geng remaja yang bahkan melakukan tindakan kekerasan kepada orang lain. Hal ini, kata dia, dipengaruhi oleh berbagai faktor penyebab. Antara lain; masa perkembangan remaja merupakan masa pencarian identitas diri dan membutuhkan pengakuan.

"Hal ini mempengaruhi terhadap perilaku remaja," ujar Koordinator Program Studi Psikologi FK ULM ini, Rabu (25/10).

Jika remaja mendapatkan identitas yang salah dari kelompoknya, sambungnya, maka bisa saja perilakunya juga akan turut salah, termasuk tindakan ke arah kriminal.

Faktor keluarga yang kurang harmonis dan situasi lingkungan yang penuh dengan kekerasan, dianggap juga bisa menyebabkan munculnya perilaku agresivitas pada remaja.

"Apalagi remaja biasanya memiliki emosi yang labil atau meledak-ledak sesuai dengan karakteristiknya. Sehingga pola asuh, lingkungan sekolah dan lingkungan sebaya sangat mempengaruhi perilaku remaja," tutur Sukma.

Faktor lainnya adalah pengaruh narkoba, minuman keras dan sejenisnya. Kemudian, putus sekolah, mudah melihat media. Termasuk bermain game yang penuh dengan kekerasan akan memperkuat perilaku kenakalan remaja.