Kalsel

Pakar Epidemiologi Ungkap 3 Faktor Tingginya Angka Covid-19 di Kalsel

apahabar.com, BANJARBARU – Pakar Epidemiologi, dr H IBG Dharma Putra memprediksi sebanyak 21 ribu kasus Covid-19…

Pakar Epidemiologi Kalsel, dr H IBG Dharma Putra. Foto-apahabar.com/Musnita Sari

apahabar.com, BANJARBARU – Pakar Epidemiologi, dr H IBG Dharma Putra memprediksi sebanyak 21 ribu kasus Covid-19 di Kalimantan Selatan (Kalsel).

Jumlah itu, memang masih jauh dari data terbaru hari ini, yang sudah berada di angka 1.438 kasus positif.

Namun bukan berarti tidak terkejar, apalagi selama masyarakat tidak menerapkan anjuran dan protokol kesehatan dari pemerintah.

“Diprediksi sampai 21 ribu, 5 ribu kasus dan 15 ribu OTG (orang tanpa gejala). Sementara yang ketemu baru 1.400-an, berarti masih banyak virus yang bisa menjadi sumber penularan di luar,” papar Dharma saat ditemui apahabar.com di ruang kerjanya, Selasa (8/6).

Dia memaparkan percepatan penularan ini dipengaruhi berdasarkan 3 faktor.

Yakni, karakter virus, penyebaran, hingga frekuensi orang yang ditularkan.

Pada faktor pertama, virus Covid-19 diketahui mudah menular ke orang lain baik melalui cara langsung dan tidak langsung.
Secara langsung, penularan terjadi melalui droplet atau percikan air liur penderita.

Sedangkan, penularan tidak langsung terjadi pada benda yang terkontaminasi oleh virus tadi.

“Dengan ngobrol saja bisa terular. Beda dengan virus lain seperti rabies, HIV atau hepatitis. Sifat virus tidak bisa dikelola karena sifatnya begitu,” jelasnya.

Faktor selanjutnya yaitu proses penularan virus. Virus Covid-19 tidak menyebar melalui udara, tetapi melalui manusia sebagai penyerta virusnya.

Apabila virus terlambat untuk dideteksi, maka kemungkinan penularan akan semakin meninggi.

“Virus bisa menular karena terlambat dihentikan. Virus tidak bisa berkeliaran, yang bisa itu manusia sebagai pembawanya,” lanjut Direktur Utama RSJ Sambang Lihum tersebut.

Faktor terakhir dilihat dari frekuensi orang yang ditularkan.
Hal ini terjadi di antaranya disebabkan masih banyaknya masyarakat yang beraktivitas di luar rumah.

Selain itu, ketidakpatuhan dalam menerapkan protokol kesehatan.

Apabila terus berlanjut, maka dia mengansumsikan angka penularan Covid-19 di Kalsel berpotensi bertambah secara eksponensial.

“Makanya masyarakat perlu diberitahu hal-hal seperti kenapa harus pakai masker, menjaga jarak, isolasi mandiri dan lainnya,” tegasnya.

Tantangan ke depan kata Dharma adalah pemantapan pelayanan kesehatan.

Dari prediksi awal yang dia sebutkan, jumlah pasien yang melakukan karantina atau isolasi mandiri akan semakin meningkat.

“Tempat isolasinya mungkin tidak cukup, sehingga memerlukan peran serta masyarakat serta swasta,” tandasnya.

Editor: Ahmad Zainal Muttaqin