Nasional

Pacu Ekonomi Daerah, Haris Makkie: Kalsel Butuh Kereta Api

apahabar.com, BANJARMASIN – Sekretaris Daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan (Sekdaprov Kalsel) Haris Makkie buka suara terkait…

Ilustrasi naik kereta api. Foto-Merdeka.com

apahabar.com, BANJARMASIN – Sekretaris Daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan (Sekdaprov Kalsel) Haris Makkie buka suara terkait rencana realisasi proyek Kereta Api (KA) Trans Kalimantan oleh calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi).

“Kalau ada rencana membangun, berarti masyarakat butuh. Itu saja jawabannya,” kata Haris kepada apahabar.com, Kamis (28/3).

Seberapa penting sarana transportasi massal tersebut buat masyarakat Banua, menurutnya tentu penting.

Trans Kalimantan kata dia akan mendorong mobilitas masyarakat dari beberapa sektor. Termasuk pariwisata, dan ekonomi.

“Kalau misalnya kita tidak butuh, kala melakukan kajin-kajian, survei tentu akan tertolak,” sambungnya.

Selain pembangunan jalur KA, percepatan pembangunan jalur Banjarbaru-Batulicin seperti yang digemborkan Jokowi menurutnya juga perlu.

“Pembangunan jalan itu mengunakan dana daerah,” ujarnya.

Soal tol, sebelumnya Sekretaris Komisi II DPRD Kalimantan Selatan, Riswandi meminta agar pembiayaan proyek ini dimatangkan lagi.

Mengutip keterangan dari Direktorat Jalan Bebas Hambatan, Perkotaan dan Fasilitas Jalan Darat, untuk merealisasikan jalan tol itu memerlukan biaya yang tidak sedikit.

Proyek ini tergolong megaproyek atau besar, yang umumnya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Pembangunan jalan yang nantinya menyerupai jalan bebas hambatan itu dinilai mampu mendorong ekonomi masyarakat di Kalsel.

Baca Juga: Pembiayaan Jalan Tol Banjarbaru-Batulicin Perlu Dimatangkan Lagi

Saat kampanye terbuka di Stadion 17 Mei, Jokowi mendapat laporan jika warga Kalsel ingin memiliki kereta api. Proyek dimaksud yakni Kereta Api (KA) Trans Kalimantan.

Lantas, sampai mana nasib megaproyek tersebut?

Pantauan apahabar.com, proyek ini dalam tahap penjajakan investor. Terakhir kali, Gubernur Kalsel Sahbirin Noor, sempat melakukan penjajakan dengan investor asing. Yakni Jepang. Namun, sampai kini belum jelas tindak lanjut pembangunan jalur KA rute Tabalong-Banjarmasin itu.

Jika tak kunjung ada investor yang memanfaatkan peluang tersebut Jokowi, dalam kampanyenya, berjanji pemerintah akan turun tangan mengambil alih.

“Kalau memang investor diberi peluang tidak ada yang sanggup ya akan dikerjakan oleh pemerintah, tapi investor diberikan peluang kesempatan yang pertama,” tegasnya. Jika terpilih, eks gubernur DKI Jakarta itu siap merealisasikan mimpi masyarakat Banua.

"Apakah mau keinginan masyarakat Kalsel segera terwujud," ucap Jokowi saat kampanye terbuka di Stadion 17 Mei Banjarmasin, Rabu (27/3) sore.

Nantinya, jika proyek KA benar terealisasi, Kabupaten Tabalong tentu saja mencatatkan diri dalam sejarah perkeretaapian nasional.

Selain menjadi salah satu daerah lintasan rel, dua stasiun KA bakal dibangun di sana. Ini akan menjadi kereta api perdana di Kalimantan, yang menghubungkan Kalsel-Kaltim-Kalteng.

Di Kalsel, rencananya, pembangunan stasiun perdana lintas Tabalong-Banjarmasin sudah ditetapkan di dua titik. Pertama di kawasan Tanjung Puri Kecamatan Murung Pudak. Kedua di kawasan Warukin Kecamatan Tanta.

Pantauan apahabar.com, jarak antar keduanya terpaut 10 kilometer. Sedangkan, dari Tanjung ibukota Tabalong jarak tempuh menuju Warukin berkisar 7 Km, dan menuju Murung Pudak sekitar 3 Km.

Pembangunan KA lintas Tabalong - Banjarmasin disebutkan masuk dalam segmen II 2020-2024. Ditarget rampung sebelum 2025, KA akan menggunakan tipe rel single track line atau jalur tunggal.

Sebagai tahap awal pengoperasian, KA diproyeksikan mengangkut sejumlah komoditas barang seperti: semen, batu bara, sawit dan karet. Bukan tak mungkin, sejalan dengan perkembangan kebutuhan, KA dapat berfungsi untuk mengangkut penumpang.

Kepala Dinas Perhubungan Tabalong Imam berharap dibangunnya rel KA mampu mengurangi kemacetan arus lalu lintas antar daerah. Serta kondisi jalan lintas daerah maupun provinsi tetap terjaga.

"Dibangunnya rel kereta api setidaknya jalan raya kita lebih terpelihara. Kondisi jalan kita di Kalsel ini hanya kelas 3. Bobot maksimal 8 ton. Tapi faktanya ada yang sampai 20 ton. Kita bersyukur dengan pembangunan itu akan mengurangi tingkat kerusakan jalan dan kemacetan," tuturnya.

"Pada intinya kapan pun mereka mau melaksanakan, pada intinya pemerintah Kabupaten siap memberikan dukungan," ujar Imam menambahkan.

Kalsel, dengan 13 kabupaten/kota dan pertumbuhan penduduk empat juta lebih, memiliki permasalahan angkutan darat: kerusakan jalan dan kepadatan lalu lintas. Keduanya terjadi karena ketidakseimbangan peningkatan pembangunan prasarana jalan dengan pertumbuhan kendaraan bermotor.

Sebagaimana disebutkan data 1990-an penambahan/peningkatan pembangunan jaringan jalan hanya sekitar 10 persen, sementara pertumbuhan/perkembangan kendaraan bermotor dalam kurun waktu yang sama mencapai 30 persen.

Baca Juga: Soal Proyek KA Tabalong-Banjarmasin, Pemerintah Mesti Realistis

Kepala Sub Bagian Humas dan Kerja Sama Luar Negeri (KSLN) Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan, Eben Torsa kepada apahabar.com, mengatakan, perkembangan terbaru pembangunan KA lintas Tabalong-Banjarmasin mencapai studi trase dan finalisasi dokumen Amdal.

"Tahapan konstruksi akan dilakukan sekitar 2-3 tahun ke depan dengan target operasi di 2025 mendatang," katanya kepada apahabar.com.

Eben membenarkan bahwa program pembangunan jalur KA tersebut tak termasuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN), namun termasuk ke dalam daftar Kerjasama Pemerintah dan badan Usaha (KPBU). Dalam skema itu, pembangunan akan tetap menggunakan APBN.

Reporter: Rizal KhalqiEditor: Fariz Fadhillah