Kalsel

Pabrik Tahu di Banjarbaru Dikeluhkan Warga

apahabar.com, BANJARBARU – Keberadaan pabrik tahu yang ada di Guntung Payung, Kecamatan Landasan Ulin, Banjarbaru, mulai…

Penandatanganan kesepakatan antara Satpol PP dan pemilik pabrik tahu (kiri) di kantor Satpol PP kota Banjarbaru, Jumat (18/10) siang. Foto-apahabar.com/Nurul Mufidah.

apahabar.com, BANJARBARU – Keberadaan pabrik tahu yang ada di Guntung Payung, Kecamatan Landasan Ulin, Banjarbaru, mulai dikeluhkan warga. Pasalnya, limbah pabrik tersebut mulai menimbulkan aroma tak sedap dan dianggap mencemari lingkungan.

Mereka pun lantas melaporkannya kepada Satuan Polisi Pamong Praja Banjarbaru. Menanggapi laporan itu, petugas yang sebelumnya melakukan pengecekan, lantas memanggil pemilik pabrik, Jumat (18/10) siang.

Sekretaris Satpol PP kota Banjarbaru, M Bahrin membenarkan hal itu.Dia menjelaskan setelah tim seksi sidik lidik menindaklanjuti laporan masyarakat, ternyata limbah pabrik tahu di Jalan Sidomulyo RT 03/05 Kelurahan Guntung Payung, Kecamatan Landasan Ulin itu, telah mencemari sungai. Sehingga meresahkan masyarakat sekitar aliran sungai.

“Memang benar mereka membuang limbah tahu itu di sungai. Harusnya di olah dulu limbahnya,” ujar Bahrin kepada apahabar.com.

Menurutnya, pabrik tersebut sebetulnya telah memenuhi persyaratan untuk memproduksi tahu. Salah satunya dengan membuat penampungan limbah atau filterisasi limbah, sebelum di alirkan ke sungai. Namun, faktanya terang Bahrin, limbah di buang langsung ke sungai.

Air sungai yang tercemar oleh limbah pabrik tahu di di Jalan Sidomulyo Rt.03/05 Kel. Guntung payung kec. Landasan Ulin. Foto-Humas Satpol PP kota Banjarbaru for apahabar.com.

“Mereka memang ada treatment. Air pertama masuk ke penampungan 1 terus ke penampungan ke 2. Dan di penampungan kedua ini sudah bersih lalu dialirkan ke sungai” lanjutnya.

“Namun sekarang faktanya limbah mencemari lingkungan dan meresahkan masyarakat. Nah itu lah makanya kita panggil pemiliknya untuk mendapatkan solusi,” sambungnya.

Janji dari pemilik, penampungan pengelolaan limbah tahu akan rutin dibersihkan 3 bulan sekali oleh pabrik.

“Dan kami akan kontrol. Untuk kontrol pertama nanti hari Senin, kami cek lagi ke lokasi sudah ada perkembangan atau tidak,” tegasnya.

Sementara itu, pemilik pabrik tahu Slamet Suhadi menjelaskan, permasalahan limbah dari produksi tahunya yang mengganggu masyarakat itu terjadi tiap tahun.

“Sebenarnya limbah ini bermasalah tiap tahun, tetapi hanya pada saat musim kemarau. Dulu penampungan itu saya tutup, dan tidak ada masalah” ujarnya.

“Karena saat kemarau ini, tetangga saya yang punya tanaman sayur bilang ke saya, katanya supaya subur lagi tanaman sayurnya minta tolong dibuka penampungan limbahnya,”

“Karena kan itu (limbah tahu) bisa dibuat pupuk. Akhirnya saya buka ternyata ada yang mempermasalahkan,” beber pria yang akrab disapa Ridho ini.

Walaupun begitu, ia menerima apapun resikonya. “Kita punya penampungan yang besar. Di penampungan itu, limbah tahu ada yang harus difilter dulu. Kemudian di salurkan ke sungai, tetapi sudah harus dalam kondisi bersih,” ungkapnya.

Ia menjelaskan, untuk perizinan sudah dimilikinya. “Ya memang ini kesalahan saya. Nanti penampungan ini akan saya tutup lagi, agar nanti tidak ada yang mempersalahkan lagi limbah tahu ini,” tuturnya.

Dirinya berharap, usaha yang dijalaninya tetap terus maju dan limbah tidak mengganggu masyarakat sekitar.

“Kita akan cari terus solusinya, supaya tidak ada masalah karena kita pastinya hidup selalu bertentangga, biar sama-sama enak,” pungkasnya.

Baca Juga: Pernah Gagal, Pemerintah Pusat Mau Bangun Pabrik Gula di Kalsel

Baca Juga: Pabrik Minyak Saudi Diserang, Dunia Hadapi Krisis Pasokan

Reporter : Nurul MufidahEditor: Ahmad Zainal Muttaqin