News

Pabrik Minyak Makan Merah Senilai Rp14 Miliar Siap Dibangun Oktober 2022

apahabar.com, JAKARTA – Kementerian Koperasi dan UKMĀ  atau KemenkopUKM saat ini tengah mempersiapkan pembangunan pabrik mini…

Menteri Koperasi dan UKM (Tengah baju batik), Teten Masduki. Foto: apahabar.com/Dian Finka

apahabar.com, JAKARTA – Kementerian Koperasi dan UKM atau KemenkopUKM saat ini tengah mempersiapkan pembangunan pabrik mini untuk program minyak makan merah koperasi petani sawit. Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) telah menyerahkan Detail Engineering Design (DED) pabrik mini tersebut pada KemenkopUKM.

"Hari ini sudah diserahkah oleh PPKS, mengenai DED tersebut kepada kami KemenkopUKM. Memang ini agak sedikit molor targetnya, yang harusnya DED ini sudah selesai Agustus kemarin. Namun, karena ada beberapa tambahan jadi tertunda. Tapi saya kira ini tidak akan mengganggu," ujar Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki di gedung Kementerian Koperasi dan UKM, Selasa (12/9/2022).

Ia juga menjelaskan pabrik yang akan dibuat perdana progresnya sudah mencapai 40 persen dari 11 tahapan yang perlu dilalui sudah ada 5 tahapan yang berhasil dicapai.

Salah satunya adalah tahapan penyerahan Detail Engineering Design (DED) dari PPKS ke Kementerian Koperasi dan UKM. Dia mengakui, kalau proses ini sedikit molor dari perencanaan yang dilakukan.

Lebih lanjut, dalam kurun tiga bulan ke depan MenkopUKM berkomitmen mempercepat pembangunan pabrik minyak makan merah agar bisa berjalan tepat waktu launching pada Januari 2023.

"Kita juga sudah siapkan dari segi pengadaan mesin hingga aspek pembiayaan yang sudah dikoordinasikan bersama BPDPKS, perbankan dan LPDB KUMKM. Serta masifikasi edukasi dan kampanye penggunaan minyak makan merah juga akan kita lakukan," kata MenkopUKM.

Teten juga mengatakan bahwa pembuatan pabrik mini minyak makan merah adalah sejarah baru bagi persawitan Indonesia yang dimana para petani sawit yang sudah berkoperasi, bisa membangun minyak makan merah dan mendistribusikannya.

Dari perhitungan KemenkopUKM, 10 ton minyak makan merah yang diproduksi per hari, bisa didistribusikan hanya untuk dua kecamatan di sekitar pabrik. Hal inilah yang membuat tidak adanya kekhawatiran perihal penyaluran dan pemasaran produk.

Kepala Pusat Penelitian Kelapa Sawit Edwin Syahputra Lubis juga mengungkap dana yang dibutuhkan untuk membangun pabrik pilot project ini sebesar Rp14 miliar. Namun ini masih perlu mengikuti berbagai fluktuasi harga yang terjadi.

“Piloting ini biaya kurang lebih kalau mesinnya saja Rp7-8 miliar, kalau dengan sarana-sarananya mungkin sekitar Rp14 miliar, pergudangan dan lain sebagainya,” terang dia.

Dana tersebut menurutnya masih dalam perhitungan kasar. Sebab, masih ada biaya-biaya tambahan lain yang belum masuk ke dalam perhitungan yang lebih detail.

Reporter: Dian Finka