Politik

Ovie-Iwan Mundur, PDIP: Pilkada Banjarbaru Tanpa Tandingan

apahabar.com, BANJARBARU – Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan mulai melirik duet petahana Nadjmi-Jaya. Aditya Mufti Ariffin…

Aditya Mufti Ariffin saat mengumumkan pengunduran dirinya, medio Juni 2020 silam. Foto: apahabar.com/Nurul Mufidah

apahabar.com, BANJARBARU – Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan mulai melirik duet petahana Nadjmi-Jaya.

Aditya Mufti Ariffin yang diusungnya tiba-tiba mundur dari kontestasi Pilwali Banjarbaru.

“Kami menghormati Pak Adit mundur. Jadi, karena mundur, kami ke sana (Petahana). Karena memang dua nama itu malamar ke kami. Dan keduanya juga kami sampaikan ke DPP,” ujar Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Banjarbaru Wartono kepada apahabar.com, Selasa (16/6) pagi.

Jika menengok ke belakang terkait hasil survei Charta Politika Indonesia pada Maret lalu, duet penantang ini dapat dikatakan imbang dengan petahana.

Namun Aditya Mufti Ariffin memilih mundur dengan alasan kemanusiaan, dan Wartono memahami itu.

“Maret itu sudah imbang mereka, sebelum Covid ini Ovie (sapaan akrab Aditya) sudah turun ke masyarakat kan. Tapi ya itu keputusannya,” jelas Wartono.

Dengan mundurnya putra eks Gubernur Kalsel dua periode itu, Wartono mengatakan tidak ada lagi pesaing kuat petahana.

“Saya menganggap, dengan mundurnya Ovi. Pilkada Banjarbaru selesai. Saya melihat tidak ada kompetitor yang kuat (saat ini),” ungkapnya.

Oleh karena itu, menurutnya PDI Perjuangan lebih condong ke petahana setelah penantang yang diusungnya menyatakan mundur.

“Dari awal memang kita dua kandidat itu yang jadi prioritas,” pungkasnya.

Terungkap sejumlah alasan Aditya Mufti Ariffin tiba-tiba mundur dari pertarungan pada Pilwali Banjarbaru, akhir tahun mendatang. Lantas ke mana ia setelah ini?

Mundur dari kontestasi pemilihan orang nomor satu di Banjarbaru, Aditya Mufti Ariffin berencana melanjutkan kuliah.

"Menjalankan usaha, dan menyelesaikan S3 [doktor]," jelas putera Rudy Ariffin, eks gubernur Kalsel periode dua itu, Senin (15/6),

Selain itu, Ovie juga mengaku akan berkonsentrasi pada urusan kepartaian.

"Setelah ini, saya akan menjalankan partai," ujar ketua Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Kalsel itu.

Yang jelas, keputusan untuk mundur dari pencalonan murni keputusan pribadi.

"Kami mengundurkan diri pribadi. Setelah kami melakukan pembicaraan bersama tim, terlalu berisiko melaksanakan [tahap] Pilkada di tengah pandemi," sambung eks anggota DPR RI itu.

Namun jika pasangannya AR Iwansyah, bacalon wakil wali kota Banjarbaru ingin tetap melanjutkan tak masalah baginya.

"Karena ini penilaian dan keputusan masing masing, apabila mau melanjutkan silakan, jika tidak juga silakan," tegasnya.

Meski begitu, ia membenarkan jika kemungkinan pengunduran dirinya sepaket dengan pasangannya itu.

"Kemungkinan satu paket dengan pak Iwan, tapi kalau pak Iwan mau maju sendiri enggak papa, ini (kan) pribadi saya," pungkasnya.

Situasi keamanan saat pandemi Covid-19 jadi alasan Ovie mundur dari proses pencalonan sebagai wali kota Banjarbaru.

"Alasan kemanusiaan," ujarnya.

Katanya, Pilkada di tengah pandemi Covid-19 takkan berjalan efektif.

"Tidak maju karena rasa kemanusiaan kami. Kalau saya maju kan saya pemimpin relawan, tim sukses, saya tidak ingin mereka terpapar," katanya.

Namun jika Pilkada tak jadi diselenggarakan pada Desember, bukan tak mungkin dirinya akan kembali maju.

"Kita berharap dimundurkan (Pilkada) setelah pandemi itu lebih bagus, suasana demokrasi bagus. Ada kemungkinan maju jika diundur sampai pandemi berakhir. Tapi kalau masih di masa pandemi, tidak," pungkasnya.

Seperti diketahui, menurut PKPU No 5 tahun 2020 yang disahkankan 12 Juni lalu, menyatakan Pemerintah, KPU dan DPR memutuskan akan menggelar Pilkada pada 9 Desember 2020.

"Setahun yang lalu kan kami menyatakan maju bakal calon Banjarbaru, di mana saat itu keadaan normal. Dan kami menyatakan kami tidak melanjutkan proses maju di masa pandemi ini," ujar Ovie.

Coba dikonfirmasi, baik Nadjmi Adhani dan Darmawan Jaya kompak enggan mengomentari keputusan kontroversial Ovie tersebut.

Editor: Fariz Fadhillah