Kalsel

Optimisme di Tengah Pandemi, Warga HST Mampu Tingkatkan Penjualan Sapi

apahabar.com, BARABAI – Pandemi tak selalu berisi kabar buruk. Ada banyak warga yang tak sekadar mampu…

Syahruji dan hewan yang dipasoknya dari Sulawesi siap dikirimkan ke pembeli. Foto: apahabar.com/Lazuardi.

apahabar.com, BARABAI – Pandemi tak selalu berisi kabar buruk. Ada banyak warga yang tak sekadar mampu bertahan hidup, tetapi juga mengalami meningkatan di sektor ekonomi.

Pemasok sapi asal Hulu Sungai Tengah (HST), Syahruji (52) bisa jadi contoh. Selama pandemi, dia mampu meningkatkan penjualan hewan ternaknya.

Lelaki yang sudah 20 tahun bergelut di bidang penyediaan hewan ternak ini mampu memasok sapi hingga ratusan ekor, baik dari dalam daerah maupun luar pulau.

Jelang hari raya Iduladha 1442 Hijriah, 400 hewan kurban yang dia kelola dipastikan aman.

Lelaki asal Pantai Hambawang Barat Kecamatan Labuan Amas Selatan (LAS) ini mengungkapkan permintaan hewan kurban menjelang tahun ini meningkat dari pada Iduladha 2020 lalu.

"Kalau di 2020 lalu untuk maulid sampai Iduladha hanya kisaran 300 permintaan untuk sapi ini,” kata kata Syahruji kepada apahabar.com, Selasa (13/7).

Syahruji mematok harga terendah Rp10 juta dan tertinggi Rp37 juta.

“Harga menyesuaikan dengan berat sapi,” terang Syahruji.

Dia menyebut pembeli hewan kurban ini tak hanya dari HST, tetapi juga dari luar kota hingga daerah.

Peminatnya datang dari Kaltim. Sementara di Kalteng, pembeli hewan kurbannya berasal dari Buntok dan Ampah. Sedangkan dari Kalsel, pembeli berasal dari Kandangan dan Tanjung.

Karena sapi-sapi itu banyak dipasok dari luar pulau seperti dari Sulawesi, Syahruji harus memperhatikan kesehatan hewan untuk kurban.

"Sapi-sapi ini sudah dijamin kesehatannya. Soalnya sudah di tes lab darahnya. Dan diberi minuman vitamin. Saya ambil sapi dari Sulawesi dan Pelaihari," terang Syahruji.

Saat ini, Syahruji mempekerjakan puluhan warganya. Ada 4 pegawai kandang dan 60 orang pencari rumput.

“Khusus rumput, biaya yang dikeluarkan per hari mencapai Rp4 juta. Rumputnya sampai 8 ton sehari,” tutup Syahruji.

Camat LAS, Aidi Rozain, mengapresiasi pengusaha di bidang pemasok hewan jenis sapi.

Dia berharap masyarakat lain bisa mencontoh untuk meningkatkan perekonomian masyarakat dan menambah peluang pekerjaan.

Dia menjelaskan di wilayahnya memang banyak peternak sapi. Jenisnya paling banyak peranakan ongole (PO) dan sapi bali.

"Bahkan peternak kami bisa menjual sapi ini ke luar kota. Pak Syahruji ini menjadi salah satu pemasok sapi untuk Iduladha tentu bisa meningkatkan perekonomian di wilayah kami," kata Aidi.

Sementara itu, Kasi Kesehatan Hewan dan Masyarakat Veteriner HST, Yuhni Arifin, merincikan untuk Iduladha 2021 ini ada sekitar 750 ekor sapi yang siap untuk dijadikan hewan kurban.

Jenisnya bermacam-macam, dari peranakan ongole (PO), bali, limousin, simental hingga brahman.

"Paling banyak sapi jenis PO harganya mulai dari 18-20 jutaan," kata dia.

Pihaknya juga menjamin kesehatan para hewan kurban tersebut.

"Pokoknya kalau cacat (tidak sah) atau sapi itu punya penyakit cacing hati tidak boleh dikonsumsi. Sebab, cacing hati baru bisa dilihat setelah hewan kurban dipotong,” tutup Yuhni.