Oprit Gagal Diaspal, Jembatan Tanipah di Batola Sudah Difungsikan

Meski belum rampung 100 persen, manfaat Jembatan Tanipah di Kecamatan Mandastana, Barito Kuala (Batola) sudah dapat dinikmati masyarakat.

Seorang warga menuruni Jembatan Tanipah di Kecamatan Mandastana yang belum rampung 100 persen. Foto: Istimewa

apahabar.com, MARABAHAN - Meski belum rampung 100 persen, manfaat Jembatan Tanipah di Kecamatan Mandastana, Barito Kuala (Batola) sudah dapat dinikmati masyarakat.

Banyak persoalan yang merundung penyelesaian proyek penggantian jembatan tersebut. Salah satunya pemutusan kontrak kerja kontraktor pelaksana PT Haidasari Lestari.

Hingga batas akhir addendum kedua yang jatuh 21 Maret 2023, mereka tetap gagal menyelesaikan pekerjaan.

Adapun pekerjaan tersisa yang harus diselesaikan perusahaan berbasis di Hulu Sungai Selatan tersebut berupa pengaspalan kedua belah oprit. Padahal jalan di kedua sisi jembatan sudah diuruk dengan batu base course.

Untungnya sisa sekitar 7 persen pekerjaan itu sudah membuat Jembatan Tanipah dapat dimanfaatkan masyarakat.

Baca Juga: Kembali Gagal Penuhi Deadline, Kontraktor Jembatan Tanipah Batola Didepak

Baca Juga: Gagal Penuhi Tenggat, Kontraktor Jembatan Tanipah di Mandastana Batola Buka Suara

Setidaknya hampir selama dua pekan terakhir, jembatan sudah bisa dilewati berbagai jenis kendaraan.

Pun mobil warga Desa Tanipah yang sebelumnya berparkir di seberang sungai atau Desa Bangkit Baru selama bertahun-tahun, sudah ditempatkan di samping rumah masing-masing.

"Alhamdulillah jembatan sudah bisa dilewati mobil, sehingga akses warga kembali lancar seperti enam tahun lalu," papar Kepala Desa Tanipah, Masrani, Kamis (13/4).

"Tentunya kami berharap pengaspalan juga dapat dilakukan secepatnya. Oprit juga perlu sedikit disempurnakan agar tidak terlalu tinggi, terutama dari arah Tanipah," imbuhnya.

Terkait pekerjaan lanjutan Jembatan Tanipah, baca di halaman berikutnya...

Terkait pekerjaan lanjutan Jembatan Tanipah, diperkirakan baru bisa dilakukan setelah Oktober 2023 mendatang. Penyebabnya terdapat sederet proses yang harus dilalui.

Diketahui pembayaran prestasi pekerjaan tersisa untuk PT Haidasari Lestari, atau sekitar 9 persen seusai penetapan addendum kedua, dianggarkan dalam APBD Perubahan 2023.

"Pembayaran prestasi pekerjaan tersisa itu sesuai dengan klausul kontrak," papar Edi Supriyadi, Kabid Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Batola.

"Sedangkan pembayaran prestasi untuk sekitar 84 persen pekerjaan awal, telah dilakukan sesuai tahun anggaran," imbuhnya.

Hal yang menjadi persoalan adalah apabila pengaspalan dilakukan dalam APBD Perubahan 2023, berarti akan terjadi dua kegiatan dan dua mata pembayaran dalam satu lokasi.

Baca Juga: Diburu Deadline, Progres Jembatan Tanipah di Mandastana Batola Diklaim Sisa 8 Persen

Baca Juga: Terpidana Korupsi Jembatan Mandastana Mulai Mengembalikan Uang

"Kami sudah mengusulkan agar pengaspalan dilakukan dalam APBD Perubahan 2023. Namun apakah bisa satu tahun anggaran dengan dua kegiatan dan dua mata pembayaran di satu lokasi? Ini tergantung pertimbangan dari tim teknis," tukas Edi.

"Artinya kami belum mengetahui kemungkinan tersebut, karena penganggaran juga melibatkan satuan kerja lain seperti Bappelitbang dan Inspektorat," pungkasnya.

Sementara anggaran pekerjaan tersisa tampaknya tidak akan berpatokan dengan anggaran kontrak sebelumnya.

"Kalau menggunakan anggaran sebelumnya, tampaknya tidak profit lagi. Jumlah anggaran akan diputuskan setelah pengukuran existing dan volume," jelas Edi.

"Terlepas dari proses pekerjaan lanjutan, hal yang tidak kalah penting adalah jembatan sudah difungsikan dan sisa finishing struktur pendukung," pungkasnya.