Ramadan 2023

Omzet Pedagang Kuliner Alun-Alun Magelang Meroket Selama Ramadan

Pedagang shelter kuliner Alun-Alun Magelang ditengarai mengalami peningkatan omzet penjualan selama bulan Ramadan 2023.

Shelter kuliner Alun-Alun Magelang ramai pembeli. (DOK. ARIMBIHP)

apahabar.com, MAGELANG - Pedagang shelter kuliner Alun-Alun Magelang ditengarai mengalami peningkatan omzet penjualan selama bulan Ramadan 2023.

Seorang pedagang ayam dan ikan bakar, Kiki (36) menyebutkan pendapatannya dalam sehari, ia mampu menjual lebih dari 200 potong ayam dan 150 ekor ikan sejak hari pertama puasa.

"Naiknya dua kali lipat daripada biasanya," kata Kiki kepada apahabar.com, Selasa (11/4).

Baca Juga: Antisipasi Kemacetan Saat Mudik, Dishub Magelang Siapkan Strategi

Ia menyebut aktivitas ekonomi masyarakat telah dilonggarkan, sebab semula sempat diperketat dalam pandemi covid-19.

"Sekarang sudah boleh makan di tempat, jadi semakin ramai, biasanya mulai penuh setelah ashar, sekitar nam 16.30 WIB," paparnya.

Baca Juga: Lantunan Doa Lintas Agama Peringati 1.117 Tahun Kota Magelang

Ayah tiga orang anak itu merasa bersyukur dengan adanya kelonggaran aturan yang berdampak peningkatan jumlah pembeli di warungnya.

"Alhamdullilah tahun ini hasilnya bisa untuk berlebaran, dulu waktu Covid-19 bahkan nyaris tutup, diselang-seling, kalaupun buka yang ambil ojek online," jelasnya.

Kiki mengaku, dalam satu hari, ia bisa meraih keuntungan sekitar Rp 500.000 hingga Rp 1.200.000.

Baca Juga: Polsek Muntilan Menyita 60 Liter Tuak pada Operasi Cipta Kondisi di Magelang

"Akan lebih ramai kalau akhir pekan, selama Ramadan pasti habis, ayam dan ikan, kalau lauk tahu tempe terkadang sisa sedikit," jelasnya.

Warung makan Kiki yang berada di Blok A3 menjual berbagai aneka olahan ayam, ikan dan tahu tempe. 

Hal senada juga disampaikan pedagang angkringan, Joni (37), selama Ramadan, lebih dari 500 tusuk makanan selalu ludes terjual.

"Orang sini nyebutnya sundukan, ada kulit, koyor (lemak sapi, sosis, ceker, bakso, semua pasti habis sebelum jam 22.00 WIB," katanya.

Menurut Joni, jika cuaca cerah, pelanggannya banyak yang menghabiskan waktu untuk berbuka sembari duduk di rumput Alun-Alun Kota Magelang.

Angkringan di Alun-Alun Magelang (apahabar.com/Arimbihp)

"Sore sudah ramai, ngabuburit di sini, karena suasananya santai dan sejuk maka orang-orang banyak yang memilih makan di tempat," tuturnya

Sajian yang dijual Joni juga tergolong terjangkau, yakni hanya Rp 2.000 hingga Rp 5.000 per tusuk untuk lauk, sedangkan nasi bungkusnya dibanderol Rp 4.000 per bungkus.

"Nasi saya bawa 300-an, pasti habis juga, kalau hari biasa 150 cukup," imbuhnya.

Sementara itu, seorang pembeli sekaligus pengunjung yang ditemui apahabar.com di Alun-Alun Magelang, Vidia (25) mengaku, ia memilih lokasi tersebut karena harganya 'miring' dan lokasi yang strategis.

"Parkirnya longgar, dekat rumah, murah dan tidak terbatas waktu," ujarnya.

Pengunjung yang menikmati malam di Alun Alun Magelang (Dok. Arimbihp)

Sebagai perantau yang tinggal di Magelang untuk berkuliah, Vidia mengatakan, angkringan dan nuansa Alun-Alun menjadi obat rindu untuknya selama Ramadan.

"Karena tahun ini ada kemungkinan tidak bisa pulang, kalau ke angkringan ingat kampung halaman (Solo), jadi terobati rindunya, rasa tehnya juga mirip," ujarnya.

Selain itu, ia merasa nyaman berbuka puasa di lokasi tersebut lantaran banyak pilihan makanan tradisional maupun kekinian.

"Cari makan apa saja dengan harga berapapun ada, banyak pilihan, jadi setiap ke sini bisa ganti-ganti warung," kata Vidia.

Ia berharap Alun-alun bisa menjadi sarana rekreasi yang berkembang dan lengkap infrastrukturnya. "Semuanya sudah oke, pengunjung terfasilitasi, hanya harapannya, semoga semua pihak bisa saling menjaga kebersihan, karena sayang kalau tempatnya bagus, lengkap, tapi habis dipakai banyak sampah," pungkasnya.