Pemkab Barito Kuala

Noormiliyani Menyoroti Pendidikan Karakter

apahabar.com, MARABAHAN – Sebagai salah satu stakeholder, Bupati Barito Kuala, Hj Noormiliyani AS, mengikuti seminar pendidikan…

Bupati Barito Kuala, Hj Noormiliyani AS, menerima buku dalam Seminar Pendidikan Alquran Bagi Anak Usia Dini di Era Millenial, Rabu (15/10). Foto: Humpro Setda Batola

apahabar.com, MARABAHAN – Sebagai salah satu stakeholder, Bupati Barito Kuala, Hj Noormiliyani AS, mengikuti seminar pendidikan keagamaan yang digelar Yayasan Al Hafidz di Desa Andaman II Kecamatan Anjir Pasar, Selasa (15/10).

Berlangsung selama sehari, seminar tersebut bertajuk Pendidikan Alquran Bagi Anak Usia Dini di Era Millenial.

Seminar yang berisi orasi, tanya jawab dan diskusi ini mendatangkan narasumber Direktur Penais Kemenag RI, Dr HA Juraidi Malkan MA, dosen UIN Antasari Banjarmasin, Ika Irayana MPd, serta dosen PAI ULM Banjarmasin Gusti Husain Irhamna MPdI.

Dalam kesempatan tersebut, Noormiliyani menyinggung pendidikan akhlak dan karakter sama penting dengan keilmuan lain.

“Situasi sekarang sudah berbeda dengan begitu banyak penyimpangan moral. Oleh karena itu, dunia pendidikan berperan besar membenahi karakter generasi penerus,” papar Noormiliyani.

Tentang Seminar Pendidikan Alquran Bagi Anak Usia Dini, mantan Ketua DPRD Kalsel ini menyebut Alquran jauh lebih baik ketimbang teknologi yang bisa menjadi penghancur masa depan.

“Kami bersyukur masih banyak generasi muda yang peduli masa depan dengan meraih beberapa prestasi, baik bersifat ilmiah hingga keagamaan,” beber Noormiliyani.

Ini dibuktikan dengan jumlah penggali ilmu-ilmu agama hingga penghafal Alquran di Indonesia yang mencapai 30 ribu orang.

“Hanya kalau dibandingkan dengan pencandu narkoba, jumlah tersebut masih sedikit. Dari data Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), terdapat 5,9 juta anak Indonesia sudah menjadi pecandu narkoba,” jelas Noormiliyani.

“Bahkan berdasarkan data tahun 2013, kasus hamil di luar nikah dalam rentang usia 10 hingga 11 tahun mencapai 600 ribu kasus. Kemudian di usia 15 hingga 19, kasus serupa mencapai 2,2 juta kasus. Semestinya ini tak terjadi di negara yang berpenduduk mayoritas muslim seperti Indonesia,” tegasnya.

Lantas melalui Seminar Pendidikan Alquran Bagi Anak Usia Dini tersebut, diharapkan menjadi bahan informasi untuk stakeholders, lembaga pendidikan dan masyarakat dalam mengembangkan pendidikan Alquran, khususnya penerus bangsa.

“Melalui forum diskusi ilmiah ini, kami juga mengharapkan komitmen bersama dalam mengembangkan dan memajukan agama di daerah berdasarkan nilai-nilai Islam,” sahut Aep Saepuloh, Ketua Yayasan Al Hafidz.

Baca Juga: Bupati Balangan Teken Hibah Pilkada untuk Bawaslu, Intip Nilainya

Baca Juga: Bupati Batola Terima Penghargaan WTP

Reporter: Bastian Alkaf
Editor: Aprianoor