Tak Berkategori

Nomor Dua Setelah Bali, Ethno Spa Kalsel Potensial Dikembangkan

apahabar.com, BANJARMASIN – Ethno Spa di Kalimantan Selatan dinilai memiliki potensi dalam menumbuh kembangkan sektor ekonomi…

Bapupur dingin adalah warisan turun temurun budaya masyarakat Kalsel. Foto-net

apahabar.com, BANJARMASIN – Ethno Spa di Kalimantan Selatan dinilai memiliki potensi dalam menumbuh kembangkan sektor ekonomi kreatif. Bahkan menurut Dosen Fakultas Sosiologi Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Sri Hidayah M.Sc, jadi yang terbaik kedua se Indonesia setelah Bali.

Hal ini diungkapkan Sri disela kegiatan pesta Pasar Rakyat di halaman taman Kamboja, Banjarmasin, Jumat (29/03/2019). Seperti diketahui, even yang diselenggarakan Mardani H Maming (MHM) Official tersebut juga menggelar lomba tradisional seperti Baulah Lempeng Banjar, Baulah Pupur Dingin, Banyanyi Lagu Banjar dan Balucuan Baturai Pantun.

Tradisi-tradisi di masyarakat semacam itu, kata Sri, erat kaitannya dengan ethno spa di Kalsel. Ia mencontohkan yang kerap sudah membudaya, seperti perawatan pra nikah atau dikenal Batimung.

Ethno Spa seperti ini mempunyai keunikan dalam hal perawatan kecantikan, layaknya ala sauna, perawatan ini efektif mengeluarkan keringat menggunakan campuran rempah. Sehingga membuat badan jadi wangi.

Selain itu, Kalsel masih banyak memiliki kebudayaan yang kaitannya dengan ethno spa, termasuk bapupur dingin.

Pupur dingin sendiri, sudah sejak lama digunakan masyarakat Kalsel sebagai cara perawatan kulit wajah. Tidak hanya orang tua, anak muda sekarang masih banyak melakukan cara ini sebagai perawatan kecantikan.

Nah, hal-hal semacam ini jika diseriusi, kata Sri memiliki potensi meningkatkan ekonomi masyarakat.

“Pada kegiatan lomba baulah pupur dingin, kita mencoba mengingatkan masyarakat potensi peluang ethno spa (Kalsel) agar dapat menarik peluang tersebut menjadi suatu ekonomi kreatif, selama ini belum terangkat,” ungkap Sri.

Keinginan itu disampaikan Sri agar masyarakat bisa efektif menggali peluang bisnis tersebut.

“Tidak perlu menunggu pemerintah lah, biar kita-kita yang bergerak. Dari kegiatan ini, kita juga bisa mengenalkan ekonomi kreatif kita. Apalagi hal ini sudah dikenal luas, semoga saja bisa go Internasional,” harapnya.

Reporter: Ahya Firmansyah
Editor: Ahmad Zainal Muttaqin