Sepak bola nasional

NOC Minta PSSI Tidak Terlena Sanksi Ringan dari FIFA

Ketua Komite Olimpiade Indonesia (NOC) Raja Sapta Oktohari meminta PSSI tidak terlena dengan sanksi ringan FIFA.

Ketua NOC Indonesia, Raja Sapta Oktohari menggelar press conference terkait polemik Piala Dunia U-20 di Indonesia (Foto: apahabar.com/Raffi)

apahabar.com, JAKARTA - Ketua Komite Olimpiade Indonesia (NOC) Raja Sapta Oktohari meminta PSSI tidak terlena dengan sanksi ringan FIFA.

FIFA memberikan hukuman berupa sanksi administratif kepada sepak bola Indonesia usai gagal menggelar Piala Dunia U-20 yang seharusnya berlangsung pada 20 Mei 2023.

"Yang ada itu sanksi, jangan merasa ringan. Sanksi ya sanksi, artinya sekarang waktunya kita berbenah, sekarang waktunya kita instropeksi. Kalau kita tidak hati-hati ini akan terus berjalan," ujar Raja Sapta dikutip dari Antara.

Menurut pria yang biasa disapa Okto itu, kesalahan tersebut diharapkan jadi bahan instropeksi bagi semua pihak agar tidak terulang di kemudian hari.

Baca Juga: Pep Guardiola: Erling Haaland Bisa Lewati Rekor CR7-Messi

Apalagi Indonesia memiliki banyak turnamen di level internasional seperti World Beach Games yang akan berlangsung di Bali.

Sanksi administrasi FIFA terhadap PSSI yaitu berupa pembekuan dana FIFA Forward untuk keperluan operasional.

Okto pun mengapresiasi langkah PSSI terutama ketua umum Erick Thohir yang dinilai sangat aktif berjuang untuk keselamatan sepak bola Indonesia.

"Saya memberikan apresiasi kepada kakak saya, ketua PSSI Erick Thohir yang kemampuannya dalam berdiplomasi itu membawa Indonesia ke posisi hari ini. Kita harus bersyukur diplomasinya itu mendapat sanksi ringan," tambah Okto.

Baca Juga: Marcus Rashford Cedera Lagi, Erik Ten Hag Salahkan Jadwal Padat

Okto meminta PSSI segera mewujudkan transformasi sepak bola Indonesia yang didukung oleh FIFA, apalagi Presiden Joko Widodo juga berjanji memberikan dukungan penuh.

Presiden Jokowi sebelumnya meminta Erick Thohir untuk menyiapkan blue print sepak bola Indonesia dan disampaikan kepada FIFA.

Blue print tersebut sudah diutarakan oleh Erick saat melakukan negosiasi sanksi ke markas FIFA, akibat batalnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20, imbas penolakan terhadap tim Israel.