Nilai Tukar Petani di Kalsel Melonjak di Awal Tahun 2023

Badan Pusat Statistik (BPS) merilis Nilai Tukar Petani (NTP) yang naik 1,94 persen dibandingkan Desember 2022, yaitu dari 105,88 menjadi 107,94.

Harga NTP di Kalsel meningkat. Foto-Aktual.com

apahabar.com, BANJARBARU - Badan Pusat Statistik (BPS) merilis Nilai Tukar Petani (NTP) yang naik 1,94 persen dibandingkan Desember 2022, dari 105,88 menjadi 107,94.

Kenaikan NTP pada Januari disebabkan oleh kenaikan indeks harga yang diterima petani lebih tinggi dibandingkan kenaikan indeks harga yang dibayar petani.

"Indeks harga yang diterima mengalami kenaikan sebesar 2,35 persen sedangkan indeks harga yang dibayar petani hanya naik sebesar 0,40 persen,” Papar Martin Wibisono, Kepala BPS Kalsel, Kamis (2/2).

Dijelaskan Martin, kenaikan NTP Januari 2023 juga disebabkan oleh naiknya NTP pada empat subsektor, yakni tanaman pangan sebesar 2,96 persen, tanaman perkebunan rakyat 1,44 persen, peternakan sebesar 1,12 persen dan subsektor perikanan 2,05 persen.

Martin menyebut rata-rata harga gabah dengan kualitias kering di tingkat petani naik sebesar 8,74 persen, dari Rp8.862,50 per kilogram menjadi Rp9.637,31 per kilogram.

"Kenaikan harga gabah terjadi karena varietas lokal (siam dan unus) sedikit, sementara permintaan banyak," ujar Martin.

“Sedangkan harga gabah di tingkat penggilingan naik sebesar 8,67 persen dari Rp8.963,05/Kg di Desember 2022 menjadi Rp9.739,82/Kg di Januari 2023,” tandasnya.