Ngaku Sakit di Kelamin, Anak SD Ternyata Dicabuli Kakek 65 Tahun

Seorang marbot masjid dengan inisial SH (65) tega mencabuli anak Sekolah Dasar (SD) yang sudah menganggapnya seperti kakeknya sendiri.

Seorang Pria berinisial AR (40) yang merupakan pedagang camilan jagung, susu, keju (jasuke), tertangkap warga usai kepergok melakukan pencabulan terhadap anak perempuan kecil yang sedang membeli dagangannya, Rabu 17 Mei 2023. Foto : Ilustrasi

apahabar.com, JAKARTA - Seorang marbot masjid dengan inisial SH (65) tahun diduga telah melakukan pencabulan terhadap seorang anak Sekolah Dasar (SD) berinisial NH (9) di kawasan Kelurahan Lubang Buaya, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur.

Hal itu diketahui dari keluhan sang anak kepada orang tuanya berinisial FS (32). Dimana NH kerap mengeluh kesakitan pada daerah kemaluannya.

"Awalnya itu kejadian waktu NH kelas satu SD, dia cerita bagian kemaluan itu sakit sama memar, dan terus juga kalau sakit itu ditekan-tekan. Saya tanya itu kenapa tapi tidak mau jawab, mungkin karena dia takut, malahan dia bohong jawabnya bilangnya kepentok jok sepeda, dan sempat saya berobatin ke Puskesmas daerah Cipayung juga," kata FS saat dikonfirmasi awak media, di kawasan Pinang Ranti, Jakarta Timur, Rabu (14/6).

Baca Juga: Naik ke Tahap Penyidikan, Polisi Bakal Periksa AG sebagai Saksi Kasus Pencabulan

FS juga menjelaskan bahwa tindakan keji itu terungkap usai dia mendapatkan cerita dari sang anak kepada sanak keluarganya, yang mengungkap pencabulan itu telah terjadi sebanyak lima kali.

"Pengakuan NH, lokasi pertama pencabulan itu di gudang rumah SH, kedua di rumah SH, ketiga di gudang lagi, ke empat di gudang lagi, dan terakhir di rumah," ungkapnya.

Pengakuan sang anak pun diungkapkan FS, tidak langsung diceritakan oleh NH kepadanya. Namun ia mendapatkan pengakuan NH tersebut melalui sejumlah obrolan dari beberapa pihak keluarganya yang lain.

Baca Juga: Luka 13 Tusukan, Seorang Guru di HSS Kabur dari Percobaan Pemerkosaan

Awal mula kata FS, pengakuan anaknya itu ketika sedang bersama saudaranya, dan mengaku telah mendapatkan perlakuan pelecehan seksual oleh SH.

"Awalnya dia (NH) lagi pada mijit-mijit sama keponakan juga, terus NH mengaku juga sampai dimasukin (Kemaluan) gitu. Tidak tahunya ditanya-tanya terus introgasi, si NH-nya baru jujur karena katanya ditindihin sama SH sampai lima kali," tambahnya.

SH diketahui mengiming-imingi memberikan uang dengan nominal Rp2 ribu hingga Rp5 ribu. Setelah terbujuk rayu dengan sejumlah uang itu, SH mengajak NH ke sebuah tempat yang dirasa aman tidak terpantau oleh warga sekitar agar dapat menyalurkan aksi bejadnya itu.

Baca Juga: Sosok Korban Pencabulan di Kotabaru: Yatim yang Berprestasi

Setelah mendapatkan cerita dari anak dan beberapa keluarga, FS pun sangat terkejut. Karena FS mengaku bahwa sebelum terungkapnya dugaan kasus pelecehan itu, hubungan antara keluarganya dengan SH sangat dekat bahkan dirasakan sebagai keluarga.

"Tidak menyangka, padahal sudah seperti keluarga sendiri," jelas FS.

Peristiwa ini pun telah dilaporkan FS kepihak kepolisian. Pada Jumat (7/3). Ia melaporkan ke unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA), Mapolrestro Jakarta Timur.

Baca Juga: 29 Santriwati Mengalami Pelecehan Seksual, Polres Sumbawa Lakukan Penyelidikan

Berdasarkan surat laporan yang diperlihatkan FS, tercatat laporan tersebut dengan nomor Polisi LP/B/621/III/2023/SPKT/POLRES METRO JAKARTA TIMUR/POLDA METRO JAYA.

FS dan keluarganya berharap dengan telah dilaporkannya peristiwa itu, pihak kepolisian dapat dengan cepat menangani kasus yang menimpa putri pertamanya itu, dan memberikan sanksi yang berat sesuai ketentuan yang berlaku.

"Pas sudah laporan ke Polres Metro langsung didampingi oleh Polres untuk visum, paginya ke dokter psikolog unit PPA, saya pun sudah panggilan tiga kali cuman belum dapat tindak lanjutan dan jawaban lagi," pungkasnya.