Opini

New Born: Kelahiran Bayi Laki-Laki, Janji Jokowi dan Km 171

PAGI ini, Minggu (27/8). Ada kabar bahagia di grup WhatsApp kantor. Seorang teman akhirnya punya anak. Selamat kawan!

Presiden RI, Joko Widodo saat upacara kemerdekaan RI, Kamis (17/8/2023). Foto-Antara.

PAGI ini, Minggu (27/8). Ada kabar bahagia di grup WhatsApp kantor. Seorang teman akhirnya punya anak. Selamat kawan!

Istrinya baru saja melahirkan bayi laki-laki yang sudah pasti lucu. Proses kelahirannya dijalani caesar di salah satu rumah sakit di Bogor.

Saya teringat satu band British Rock; Muse. Mereka punya lagu berjudul; New Born. Liriknya bercerita tentang pengharapan di tengah segala ujian. 

Dalam lagu ini, New Born diartikan sebagai harapan baru. Atau semangat baru yang penuh pengharapan di masa depan. Singkatnya begitu.

Kembali pada teman. Kelahiran putra pertamanya itu sudah ditunggu-tunggu sembilan bulan. Kurang lebih. Saya yakin, selama masa kehamilan, dia dan istrinya menjalaninya penuh perjuangan.

Ending-nya, perjuangan mereka diganjar dengan imbalan setimpal. Bahagia. Bayi laki-laki yang menggemaskan itu lahir. 

Lalu, kenapa ada nama Jokowi dalam urusan New Born ini? Bagi saya harus. Karena dia juga memberi harapan baru. Setidaknya bagi masyarakat Kalsel.

Lebih spesifik untuk warga Kabupaten Tanah Bumbu. Di sana ada tragedi jalan longsor di Km 171. September nanti, usianya sudah setahun.

Beberapa hari lalu, setelah sebelas bulan, untuk pertama kalinya Presiden Jokowi bersuara soal tragedi itu. Ini mestinya menjadi kabar baik. 

Janji Jokowi, pemerintah akan menangani kerusakan parah di sana. Kalau tidak tahun ini, berarti 2024 nanti.

It's okay. Paling tidak, Jokowi sudah berucap. Sebagai presiden, ucapannya itu adalah perintah tak langsung untuk pembantu-pembantunya. Tinggal action.

Sekali lagi, ucapan Jokowi itu menjawab penantian panjang masyarakat Kalsel. Pernyataannya seperti kelahiran baru. Membuat orang-orang kembali punya semangat bersuara lantang.

Analis, pengiat lingkungan, aktivis, senator hingga legislator. Mereka kembali berhasrat untuk bersuara.

Pertanyaannya; apakah pernyataan Jokowi itu berakhir bahagia seperti kelahiran bayi teman saya? Mari kita tunggu. Dan percayakan saja sama Bapak Presiden. (Fahriadi Nur)