Kalsel

Nelayan Tanbu Kekurangan Solar, PP Batulicin Ungkap Fakta

apahabar.com, BANJARMASIN – Nelayan di Kabupaten Tanbu mulai mengeluhkan pasokan solar yang tersedia di Stasiun Pengisian…

Oleh Syarif
Nelayan Tanbu mengeluhkan keterbatasan solar. Foto-Istimewa

apahabar.com, BANJARMASIN – Nelayan di Kabupaten Tanbu mulai mengeluhkan pasokan solar yang tersedia di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN) Pelabuhan Perikanan Batulicin.

Hal itu pun diketahui Plt Kepala PP Batulicin, Akhmad Syarwani. Syarwani mengungkap fakta kalau pihaknya tidak bisa berbuat banyak, karena hal itu tanggung jawab distributor.

“Jadi di PP Batulicin, untuk SPBN hanya disediakan per bulan sebanyak 70 ton, atau 7 tangki saja, itu masih sangat kurang,” ungkapnya usai menyambut kedatangan anggota Komisi II DPRD Kalsel, M Yani Helmi, Senin (4/1) siang.

Agar tercukupi, Syarwani mengharapkan pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar ini ditambah.

Dia mengatakan BBM jenis solar menjadi kebutuhan utama nelayan di Tanah Bumbu.

“Saya harapan, ada penambahan kouta BBM dari Pertamina bagi nelayan kita agar bisa melaut di Pelabuhan Perikanan Batulicin, sehingga aktivitas operasional nelayan dapat optimal,” harapnya.

Dia memperkirakan kuota yang diperlukan nelayan untuk menghidupkan mesin-mesin kapal bertambah, kira-kira 15-20 tangki.

“Syarat itu pasti, paling tidak ya sekitar 15-20 tangki bisa saling berbagi untuk ke semua kapal-kapal yang bersandar ke Pelabuhan Perikanan Batulicin dalam aktivitas melaut,” paparnya.

Menyikapi hal tersebut pula, anggota Komisi II DPRD Kalsel, Muhammad Yani Hemi menginginkan agar masalah ini menjadi perhatian stakeholder terkait, agar kesejahteraan nelayan dapat terpenuhi.

“Ekonomi di sektor perikanan bangkit, itu karena kontribusi dari aktivitas para nelayan juga. Artinya, harus terpenuhi juga kebutuhan untuk melaut sehingga pengaruh hasil tangkapannya juga bisa meningkat,” tegasnya.

Ia menyebutkan, dukungan pemerintah ditingkat provinsi untuk para nelayan juga harus mengalir, salah satunya hal paling utama adalah keselamatan nelayan saat melaut.

“Pemerintah harus mendukung itu, apalagi keselamatan saat melaut. Tumbuhnya suatu ekonomi di sektor perikanan itu mulainya dari para nelayan, salah satu bentuk kongkrit yang bisa dilakukan yaitu pemberian left jaket kepada mereka,” pungkasnya. (*)