Antisipasi Musim Kemarau

Musim Kemarau, Petani Tembakau di Magelang Pilih Tanam Palawija

Sebagian petani tembakau di Magelang beralih menanam palawija saat musim kemarau. Sebabnya, harga palawija dinilai lebih stabil.

Ilustrasi petani. Foto: pexels.com

apahabar.com, MAGELANG - Sebagian petani tembakau di Magelang beralih menanam palawija saat musim kemarau. Sebabnya, harga palawija dinilai lebih stabil.

Seperti petani di Desa Tuksongo, Kecamatan Borobudur. Sebelum kemarau, mereka rutin menanam tembakau. Kini, mereka beralih menanam palawija walau tembakau dianggap lebih bagus ditanam pada musim kemarau.

"Sekarang tembakau hanya kami tanami 50 persen dari total keseluruhan lahan, karena harga tanaman palawija lebih stabil," kata salah satu petani, Nur Kosim, Jumat (11/8).

Baca Juga: 130 Keluarga di Desa Krinjing Magelang Terancam Krisis Air Bersih

Dia menilai, harga tembakau tidak menentu. Hal ini beresiko merugikan petani di musim panen.

"Kami juga beralih ke tanaman lain, seperti cabai, jagung dan jenis palawija lainnya," imbuhnya.

Mereka mengaku tidak memaksakan menanam tembakau di musim kemarau sejak 2019. Karena keputusan harga tembakau hanya di tangan pengusaha.

"Hal itu jelas merugikan petani," ungkapnya.

Baca Juga: Gunung Andong Sisi Magelang Terbakar, Jalur Pendakian Tutup Sementara

Saat ini sudah banyak petani muda yang sadar akan hal tersebut. Terlebih, biaya tanam tembakau, perawatan, pengolahan, hingga pengemasannya belum tentu menguntungkan.

"Rata-rata per kg hanya Rp50 ribu bila masuk pabrik. Sedangiqn modalnya lebih dari itu," lanjut Nur Kosim.

Kendati demikian, sebagian petani lain memilih menanam tembakau di wilayah Desa Tuksongo Borobudur. Menurut Nur Kosim, hal itu wajar karena tiap petani memiliki perhitungan sendiri.