Musim Hujan Tiba, Pemprov Kalsel Perkuat Kesiapsiagaan Bencana Hidrometeorologi

Menghadapi potensi cuaca ekstrem dan bencana hidrometeorologi, Apel Kesiapsiagaan Tanggap Darurat Bencana pun dilaksanakan.

Apel kesiapsiagaan tanggap darurat 2025. Foto: Biro Adpim

bakabar.com, BANJARBARU - Menghadapi potensi cuaca ekstrem dan bencana hidrometeorologi, Pemprov Kalimantan Selatan menggelar Apel Kesiapsiagaan Tanggap Darurat Bencana Hidrometeorologi 2025.

Dipimpin Gubernur Kalimantan Selatan, H Muhidin, apel kesiapsiagaan dilangsungkan di Lapangan RTMC Ditlantas Polda Kalsel Kilometer 21 Landasan Ulin, Banjarbaru, Selasa (4/11).

Apel diikuti ratusan personel gabungan dari Polda Kalsel, TNI, BPBD, Basarnas, BNPB serta sejumlah instansi dan stakeholder terkait lainnya.

Kegiatan ini merupakan bagian dari apel siaga yang digelar secara serentak di seluruh Indonesia untuk memastikan kesiapan menghadapi ancaman bencana yang berpotensi meningkat pada musim penghujan.

Bersama Kapolda Kalsel, Irjen Pol Rosyanto Yudha Hermawan, Muhidin melakukan pemeriksaan pasukan dan perlengkapan tanggap darurat di lapangan.

"Apel kesiapsiagaan ini merupakan sarana pengecekan kekuatan personel serta sarana dan prasarana dalam menghadapi bencana," kata Muhidin, membacakan amanat Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo.

Kecepatan dan ketepatan respons menjadi faktor utama keberhasilan dalam penanganan bencana.

Oleh karena itu, seluruh elemen bangsa harus siap siaga menghadapi setiap potensi bencana demi menjamin keselamatan masyarakat.

Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat kerawanan bencana tertinggi di dunia karena berada di wilayah Ring of Fire.

Berdasarkan data BNPB hingga 19 Oktober 2025, tercatat 2.606 kejadian bencana alam yang mengakibatkan korban jiwa, kerusakan fasilitas umum dan kerugian ekonomi yang signifikan.

Adapun laporan BMKG, sekitar 44 persen wilayah Indonesia telah memasuki musim hujan dengan potensi meningkatnya risiko banjir, tanah longsor, angin puting beliung, dan gelombang tinggi.

Fenomena La Nina yang diperkirakan berlangsung hingga awal 2026 turut menjadi perhatian serius bagi seluruh unsur penanggulangan bencana.

Menurut Muhidin, langkah pencegahan dan kesiapsiagaan bersama dalam menghadapi bencana sangat penting.

"Semoga semuanya dapat bersiap bersama-sama menghadapi bencana ekstrem seperti banjir, sehingga dampak yang ditimbulkan tidak terlalu besar untuk masyarakat Kalsel," paparnya.

Pemprov Kalsel bersama pemerintah kabupaten dan kota segera melakukan perbaikan dan normalisasi saluran air di titik-titik rawan genangan guna meminimalkan risiko bencana.