Musim Hujan 'Ramah' Virus Influenza, Bagaimana Menangkalnya?

Musim hujan seringkali identik dengan penyakit. Tak sedikit yang mulai menjaga diri supaya tak terjangkit flu

Ilustrasi terserang sakit flu. Foto: Net.

apahabar.com, JAKARTA - Musim hujan seringkali identik dengan penyakit. Tak sedikit yang mulai menjaga diri supaya tak terjangkit flu. Namun, apakah anggapan yang demikian benar adanya?

Peneliti National Institutes of Health (NIH) mengatakan virus influenza, penyebab flu, memang mudah menyebar saat musim hujan lantaran bersuhu dingin. Studi yang dipublikasikan Nature Chemical Biology menyebut ini ada kaitannya dengan struktur virus itu sendiri.

Selaput luar virus influenza terbuat dari molekul yang dikenal sebagai lipid. Lipid sendiri adalah kandungan yang terdiri dari minyak, lemak, lilin, dan kolesterol. Hal itu menyebabkan lipid tidak dapat dirusak oleh air. 

Lipid akan membeku ketika mendekati titik beku atau suhu dingin. Sedangkan, pada suhu lebih hangat, virus bisa mencair atau meleleh. Di sisi lain, virus influenza menular ke orang lain yang sehat dan masuk ke dalam saluran pernapasan. 

Saat terhirup dan masuk ke dalam saluran pernapasan itulah, lipid meleleh karena kehangatan tubuh. Sehingga, virus pun menginfeksi tubuh yang baru. 

Ditambah lagi, ketika musim hujan biasanya imunitas tubuh menurun. Hal itu dikarenakan beragam faktor, antara lain kurang aktivitas tubuh, kurang asupan nutrisi, ataupun kurang paparan sinar matahari.

Cuaca Dingin ‘Ramah’ Virus

Lebih lanjut, Direktur Medis Marathon Health, Michael Huang, menjelaskan bahwa cuaca dingin membuat virus lebih mungkin berkembang. Virus berkembang biak lebih baik, hidup lebih lama, bahkan bersirkulasi lebih lama di udara.

Sedangkan, terkait minimnya aktivitas fisik selama musim hujan, Huang membenarkannya. Dokter di Pusat Kesehatan Providence Saint John, David Cutler, menegaskan bahwa suhu dingin biasanya membuat orang lebih suka berkumpul di dalam ruangan.

“Tapi masalahnya, di dalam ruang tertutup, kuman dan virus menyebar lebih cepat. Berinteraksi dalam jarak dekat dapat menyebarkan virus melalui tetesan atau aerosol,” ujarnya, dilansir dari Live Strong, Senin (27/2).

Suhu dingin di luar dan suhu panas di dalam ruangan, papar Huang, membuat udara kering dan kelembapan rendah. Penurunan kelembapan itu berpotensi mengeringkan saluran hidung, yang mana ini merupakan garis pertahanan pertama tubuh.

“Menghirup udara dingin dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah di hidung. Secara teoritis, hal itu bisa menyebabkan lebih sedikit sel darah putih yang didistribusikan ke mukosa hidung – yang mana itu adalah sel-sel yang melawan kuman,” tegasnya.

Cegah dengan Vaksin Flu

Meski flu bisa membaik dengan sendirinya, penyakit tersebut dapat mengganggu aktivitas. Hidung tersumbat seringkali membuat penderitanya merasa pusing, meski hanya sekadar membuka mata hingga rasanya hanya ingin tidur saja.

Untuk itu, Huang menyarankan untuk mendapatkan vaksinasi flu secara rutin setiap tahun. Vaksinasi flu merupakan pencegahan flu yang dinilai efektif dan aman. 

Memang tak dipungkiri, masih ada kemungkinan terpapar virus influenza meski sudah divaksin. Hal ini disebabkan setelah melakukan vaksinasi, tubuh membutuhkan waktu untuk membangun imun tubuh terhadap penyakit ini.

Namun, kalau sudah mendapatkan vaksin flu, gejala yang dialami akan lebih ringan dan lebih mudah untuk diatasi. Bahkan, vaksin flu menurunkan risiko komplikasi yang dapat ditimbulkan penyakit tersebut.

Selain itu, pencegahan penyakit flu di musim dingin juga dapat dilakukan dengan mengonsumsi makanan sehat, tetap terhidrasi, berolahraga secara teratur, dan cukup tidur. Terakhir, pastikan rajin mencuci tangan dan menjaga jarak.