Kalsel

Motif Mencengangkan Mutilasi Ibu Muda di Belda Banjarmasin Versi Pelaku

apahabar.com, BANJARMASIN – Penangkapan Herry Purwanto, terduga pelaku mutilasi Rahmah menimbulkan spekulasi baru. Sebab, pria 40…

Penangkapan Herry Purwanto, terduga pelaku mutilasi Rahmah menimbulkan spekulasi baru. Pencandu alkohol itu mengaku tega memenggal Rahmah lantaran duit kencan. Foto: AKP Gita untuk apahabar.com

apahabar.com, BANJARMASIN – Penangkapan Herry Purwanto, terduga pelaku mutilasi Rahmah menimbulkan spekulasi baru.

Sebab, pria 40 tahun yang dikenal sebagai pencandu alkohol itu mengaku tega memenggal Rahmah (33) hanya karena dimintai tambahan uang kencan oleh korban.

Sementara, suami korban justru menyebut jika istrinya dini hari itu hilang kabar setelah pamit membeli susu anak.

Pernyataan mencengangkan diungkap Harry kepada petugas yang menangkapnya di sebuah bengkel kawasan Bati-Bati, Tanah Laut.

“Ya. Ngakunya seperti itu,” ujar Kasubdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Kalsel, AKBP Andy Rahmansyah melalui Kanit II Opsnal, AKP Gita Suhandi Achmadi.

Pelarian Harry berakhir di Bati-Bati usai memenggal Rahmah hingga mencoba membakar jasadnya di kolong sebuah rumah kosong, Gang Keluarga, Jalan Belitung Darat, Banjarmasin Barat, Rabu (2/6) dini hari.

Herry dibekuk tim gabungan Unit Buser Polsekta Banjarmasin Barat, Satreskrim Polresta Banjarmasin yang berkoordinasi dengan Team Resmob, Team Macan Kalsel dan Polsek Bati-bati di sebuah bengkel.

Malam itu, Harry mengaku usai mengencani korban yang telah berkeluarga itu. Mereka, aku Harry sudah sepakat dengan imbalan Rp300 ribu.

Namun tiba-tiba, kata Harry, korban meminta uang tambahan seusai kencang. Merasa tak memiliki uang lagi, timbul niat jahat di benak Harry.

Harry berinisiatif membawa Rahmah ke sebuah rumah kosong yang belakangan menjadi TKP penemuan jasad Rahmah.

Saat itu, Harry berkelit bahwa uangnya ada di dalam rumah tersebut.

Namun saat korban di dalam rumah, ia dengan cepat menggorok leher Rahmah dari belakang hingga terputus dari badan.

“Sementara kepala korban dibuang sejauh 10 meter dari lokasi penemuan,” ujar Gita.

Selanjutnya guna menghilangkan barang bukti, Harry menelanjangi dan mencoba membakar mayat.

Lantas bagaimana polisi bisa mengetahui jika Herry adalah pelakunya?

Gita, eks kapolsekta Banjarmasin Utara itu membeberkan jika hasil investigasi ada saksi yang sempat melihat pelaku pascakejadian.

“Setelah itu baru kita gali keterangan dari teman terduga pelaku,” jelas.

Dalam keterangan itu, Herry rupanya mengaku kepada rekannya kalau dia baru saja melakukan pembunuhan.

“Setelah kejadian dia sempat mendatangi teman dan bercerita bahwa dia baru melakukan pembunuhan,” terang Gita.

Tak hanya itu, polisi berhasil mengetahui keberadaan Herry dari sepeda motor korban yang dibawanya kabur.

“Terus di TKP juga ada pelat nomor kendaraan milik korban yang tertinggal, sengaja dilepas. Motor korban dibawa sampai ke Bati-Bati,” pungkasnya.

Sejauh ini, Harry sudah diamankan ke Mapolresta Banjarmasin. Polisi juga mengamankan sebilah belati dan pisau yang digunakan untuk memenggal leher Rahmah.

Keterangan Lengkap Suami Korban

Temuan Baru Mayat Wanita Tanpa Kepala di Belitung Banjarmasin

Yogi Hidayat (23), suami korban beberapa hari belakangan melihat istrinya Rahmah kerap termenung.

Kepadanya, Rahmah sempat bercerita jika ia mempunyai masalah dengan seorang laki-laki.

“Tapi dia tidak mau bilang berseteru dengan siapa,” katanya ditemui apahabar.com siang tadi.

Baca selengkapnya di halaman selanjutnya:

Sebelum kejadian nahas itu, korban izin keluar untuk membeli susu anak.

“Selasa (1/6), sekitar pukul 9 malam izin keluar,” katanya.

Yogi bilang korban keluar menggunakan sepeda motor jenis Honda Vario warna merah.

“Kemudian saya tunggu tidak balik-balik. Ponsel milik korban ditinggalnya di rumah. Saya sempat cari keliling tapi tidak ketemu,” katanya.

Hingga pagi itu, betapa terkejutnya ia mendengar Rahmah ditemukan tewas mengenaskan di salah satu rumah kosong di Gang Keluarga.

Jasad Rahmah ditemukan dalam kondisi telentang. Beberapa bagian tubuhnya tak utuh. Sekujur bahu kirinya penuh luka bakar.

Tak lama polisi datang, beberapa barang bukti diamankan. Mulai dari baju bercak darah, celana dalam, botol minuman keras.

Rahmah ditemukan warga dalam kondisi tanpa busana. Kepalanya terpisah sekitar 10 meter dari raganya.

Selain itu, sepeda motor Honda Vario yang dibawanya juga hilang di lokasi kejadian. Sampai berita ini ditayangkan, polisi belum mengungkap motif pembunuhan sadis tersebut.

Keterangan Tetangga

Terduga Pelaku Mutilasi di Belitung Darat Ditangkap Tim Macan Kalsel

Lantas, bagaimana sosok Harry di mata tetangganya?

apahabar.com melakukan penelusuran ke kediaman Harry di Belitung Selatan, kawasan yang masih satu lingkup dengan lokasi pembunuhan tersebut.

Baca selengkapnya di halaman selanjutnya:

Di mata tetangga, Harry sehari-hari dikenal warga sebagai orang tertutup. Jarang bersosialisasi dengan warga sekitar.

“Kalau ditegur biasanya acuh. Orangnya seperti ada gangguan, kalau bicara suka enggak nyambung,” tutur RD, salah seorang warga.

Sejak kecil, Harry memang tinggal di kawasan tersebut. Namun pasca-lulus sekolah menengah pertama ia pindah ke Jakarta.

“Sempat sekolah di Jakarta. Balik ke sini sekitar 8 tahun lalu,” katanya.

Harry merupakan orang yang bisa dibilang berkecukupan. “Dari kecil manja dan dikekang,” katanya.

Heri, kata warga, sedari dulu diduga kerap memakai narkoba dan mabuk minuman keras.

“Sempat masuk penjara 5 tahun kasus narkoba,” katanya.

Usai tersandung narkoba, Harry ditinggalkan istri dan anaknya. Pasca-melewati beragam masalah tersebut, kehidupan Harry disebut mulai tak jelas.

Rumah Harry di kawasan tersebut didiami oleh wakar setempat bernama Kandar beserta istri dan anaknya.

“Kami disuruh oleh ketua RT setempat untuk membersihkan dan mendiami rumah ini selama Heri dalam penjara,” katanya.

Namun setelah keluar dari penjara, Harry sendiri, kata Kandar, jarang pulang ke rumah.

“Pulang sebentar-sebentar saja habis itu keluar lagi,” katanya.

Menurut Kandar, Harry memang kerap pulang dalam keadaan mabuk minuman keras.

“Orangnya kalau ada duit biasanya beli minuman keras,” katanya.

Atas kejadian tersebut, Kandar sekeluarga sangat terkejut. “Kami tidak menyangka,” katanya.