Tak Berkategori

Moderna Diklaim Ampuh Lawan Delta Usai 6 Bulan Vaksin Kedua

apahabar.com, JAKARTA – Tim peneliti kesehatan Amerika, National Institutes of Health (NIH) mengklaim bahwa Vaksin Covid-19…

Oleh Syarif
Ilustrasi vaksin moderna. Foto-ANTARA

apahabar.com, JAKARTA – Tim peneliti kesehatan Amerika, National Institutes of Health (NIH) mengklaim bahwa Vaksin Covid-19 Moderna ampuh melawan penularan varian Delta, usai enam bulan dosis kedua.

“Antibodi pengikat tingkat tinggi mengenali semua varian yang diuji, termasuk B.1.351 (Beta) dan B.1.617.2 (Delta),” tulis ahli imunologi Nicole Doria-Rose dan rekan di NIH’s National Institute of Allergy and Infectious Diseases, kutip CNNIndonesia.com dari jurnal Science.

Mereka menguji darah dari 24 sukarelawan yang telah divaksinasi dua dosis pada beberapa titik waktu hingga enam bulan. Empat minggu setelah dosis pertama vaksin Moderna, dan kemudian pada tiga titik setelah mereka dianggap divaksinasi penuh dengan dua dosis.

Para peneliti menemukan, dua minggu setelah dosis kedua vaksin Moderna, semua sampel darah menetralkan semua varian.

“Pada puncak respons terhadap dosis vaksin kedua, semua individu memiliki respons terhadap semua varian,” tulis tim tersebut.

Mereka menyertakan semua varian yang paling umum atau mengkhawatirkan dalam pengujian: B.1.1.7 (Alpha), B.1.351 (Beta), P.1 (Gamma), B.1.429 (Epsilon), B.1.526 (Iota) dan B.1.617.2 (Delta).

Dilansir dari CNN, varian yang paling mungkin untuk menghindari perlindungan kekebalan adalah Beta, atau B.1.351.

Enam bulan setelah dosis kedua, lebih dari setengah sampel darah mempertahankan antibodi yang sepenuhnya menetralkan sampel dari varian yang pertama kali terlihat di Afrika Selatan itu. 96 persen sampel memiliki respons antibodi penuh terhadap varian Delta.

Antibodi tidak memberikan gambaran secara penuh terhadap kekebalan imun. Seiring waktu, orang menumbuhkan sel kekebalan yang disebut sel B dan T yang juga melindungi dari virus.

“Individu yang menunjukkan respons imun yang berkurang dari waktu ke waktu cenderung memiliki sel B memori yang mampu memberikan respon anamnestik (peningkatan) terhadap varian tersebut atau berpotensi dengan dosis vaksin tambahan,” tulis mereka.

Dalam penelitian itu juga, mereka menemukan sedikit bukti bahwa kekebalan orang dewasa atau orang tua lebih cepat menurun. Banyak subjek dalam kelompok tertua mempertahankan aktivitas penetralan terhadap varian enam bulan setelah dosis vaksin kedua.

Varian yang berbeda memiliki mutasi genetik yang berbeda pula, jadi para peneliti juga mengujinya satu per satu. Penyebab utama dalam respon imun yang lebih lemah adalah mutasi E484K, yang terlihat pada varian virus Beta, Gamma dan Lota, tidak pada Delta.

Ke depannya studi tambahan akan terus dilakukan demi mengatasi dampak dari varian Delta. Administrasi Makanan dan Obat-obatan AS siap untuk mengesahkan dosis booster untuk orang yang tidak pernah memiliki banyak respon imun terhadap dua dosis pertama vaksin Modern dan Pfizer.

Meski demikian, pejabat kesehatan AS mengatakan terlalu dini untuk mempertimbangkan vaksin booster karena kekebalan yang berkurang.

“Kami percaya cepat atau lambat Anda akan membutuhkan booster untuk daya tahan dan perlindungan,” kata Fauci, kepala National Institute of Allergy and Infectious Diseases (NIAID) dalam pengarahan Tim Tanggap Covid-19 Gedung Putih.

Pengujian vaksin Pfizer dan Johnson & Johnson juga menunjukkan bahwa vaksin tersebut memberikan kekebalan setidaknya enam bulan, dan kemungkinan lebih lama.