Bambu Pengikat Asmara

Misteri Bambu Pengikat Asmara, Konon Tumbuh dari Tusuk Sate

Cerita unik berkembang di Larangan, Pemekasan mengesankan bagi pasangan yang tengah menjalin asmara. Ada rimbunan Bambu yang menjadi pengikat asmara.

Pengunjung saat menuliskan nama di bambu "Perreng Sojjin", Rabu (22/3)

apahabar.com, PAMEKASAN - Memiliki hubungan yang langgeng tentu menjadi dambaan setiap orang. Apalagi bagi seseorang yang saat ini sedang menjalin kisah asmaranya dengan pasangan.

Namun jika kita telaah bersama, jodoh merupakan rahasia Tuhan yang masih menjadi misteri. Meski dalam perjalanannya harmonis, berencana hidup bersama, belum tentu takdir akan memihak di kemudian hari.

Di Indonesia, kamu pasti sudah mendengar kisah mistis hubungan asmara dari berbagai destinasi wisata. Di Kabupaten Pamekasan, kisah menarik ini muncul di Desa Montok Kecamatan Larangan, tepatnya di destinasi wisata religi Petilasan makam Ki Ageng Jaka Tarub.

Baca Juga: Misteri Gunung Bondang di Kalteng, Ada Penampakan Makhluk Astral hingga Hewan Aneh

Selain mengunjungi makam tersebut dipercaya bisa mendapatkan berkah, ada pohon bambu yang mengelilingi area tersebut. Pohon itu dianggap keramat dan bisa mengantarkan hubungan asmara langgeng sampai akhir hayat.

Konon bambu tersebut disebut "perreng sojjin" oleh orang Madura. Dalam bahasa Indonesia "perreng sojjin" diartikan sebagai tusuk sate.

Umarul Faruk salah seorang warga menceritakan, penyebutan nama "perreng sojjin" atau tusuk sate berawal dari kepercayaan masyarakat. Kala itu Ki Ageng Jaka Tarub menancapkan tusuk sate kemudian tumbuhlah pohon bambu tersebut.

"Konon Ki Ageng Jaka Tarub waktu kesini itu menancapkan tusuk sate sehingga kemudian tumbuhlah pohon bambu. Kalau untuk kepercayaan mengikat asmara sudah terjadi secara turun temurun, yaitu sejak puluhan tahun silam," tuturnya, Rabu (22/3)

Baca Juga: Menyibak Pulau Kadap, 'Kembaran' Saranjana yang Penuh Kisah Mistis

Hingga kini tidak sedikit muda-mudi dari luar daerah yang mengunjungi petilasan makam tokoh yang dianggap sebagai leluhur dinasti Mataram itu. Mereka menyempatkan diri mengukir nama dan pasangannya di pohon bambu tersebut.

"Tidak sedikit memang pengunjung ketika berziarah disini menyempatkan mengukir nama-nama mereka di pohon bambu ini. Karena diyakini akan langgeng dengan pasangannya. Kalau dari total jumlah yang ditulis sangat banyak sekali, tidak bisa dihitung," ujarnya.

Pohon bambu "perreng sojjin" ini mengelilingi seluruh area makam. Kemudian selain makam Joko Tarub, di batu nisan ada yang bertuliskan nama Dewi Nawang Sasih, Raden Arjo Bondan Kejawen, Nawang Sari dan Nawang Wulan. Tampak juga selendang beragam motif dan warna yang diyakini milik Dewi Nawang Wulan.