Kelangkaan Minyakita

Minyak Goreng Subsidi Langka, Masyarakat Khawatir Harganya Meroket Saat Ramadan

Minyak goreng kemasan subsidi milik pemerintah merek 'Minyakita' mengalami kelangkaan di setiap daerah. Salah satunya di Kota Depok.

Pembeli minyak di Pasar Pademangan Timur, Jakarta Utara mencari minyakkita yang langka di pasaran, Senin (6/2/2023). Foto: apahabar.com/Ryan Suryadi

apahabar.com, JAKARTA - Minyak goreng subsidi merek MinyaKita mengalami kelangkaan di sejumlah daerah dalam beberapa waktu terakhir. Salah satu di antaranya terjadi di Kota Depok. 

Rania (42), pemilik toko sembako di pasar Cimanggis merasakan hal itu. Dua pekan berlalu, dirinya mengalami kesulitan untuk mendapat stok minyak subsidi pemerintah.

"Sudah dua minggu kita engga jualan minyak merk itu (MinyaKita). Soalnya dari sales-sales dan toko grosiran barangnya kosong terus," ungkapnya kepada apahabar.com, di Depok, Rabu (8/2).

Jika pun ada, setiap toko akan mendapatkan perlakuan yang sama, yakni pembeliannya dibatasi.

"Kemarin suami sempet belanja di grosiran China Kranggan. Ada disana, harganya juga diatas HET. Terus dibatesin juga, hanya 1 Dus per 1 orang," ungkap Rania.

Senasib, Duloh (36) pedagang sembako di Leuwinanggung, Depok mengaku kesulitan mendapatkan stok minyak murah untuk saat ini. Seandainya pun ada, harganya lebih dari Rp14 ribu untuk setiap ecerannya.

"Barangnya susah, yang nyari banyak. Sekalinya nemu itu minyak, dapet nya harga mahal juga. Jadi saya engga ambil untung banyak, yang penting lancar buat konsumen," ungkapnya.

Selaku penjual sembako, Duloh mengaku lebih mendukung program pemerintah agar implementasi minyak goreng subsidi tepat sasaran. Jika dibandingkan dengan harga minyak goreng premium yang harganya mahal, kehadiran MinyaKita ternyata sangat dinantikan masyarakat. 

Di kalangan pedagang, perbedaan harga tetap menjadi perhatian. Namun bagi Duloh, dia lebih memilih menjual minyak goreng bersubsidi ketimbang minyak goreng premium. Alasannya, minyak goreng subsidi lebih diminati.

"Kalau ada nih di toko, gak sampe dua jam sudah habis. Makanya buat pembeli saya batesin juga, saya wajib minta foto copy KTP. Buat bukti dia gak beli minyak berkali-kali," ujar pemilik toko sembako di kota Depok itu.

Fenomena kelangkaan minyak goreng subsidi di pasaran membuat masyarakat khawatir jika harganya akan moreket, terutama jelang ramadan yang waktunya sebentar lagi.

Martha (48) penjual gorengan mengkhawatirkan hal tersebut. Menurutnya, sangat mungkin harga MinyaKita akan naik di momen istimewa itu, jika pemerintah tidak segera turut campur.

Martha yang merupakan pelanggan setia toko Duloh mengakui jika kualitas MinyaKita cukup bagus dengan harga Rp 14 ribu per liternya. Kualitas minyak yang baik berdampak juga terhadap kualitas dagangannya.

"Kualitas minyaknya bagus, ke masakan juga jadi bagus. Beda sama minyak curah kan, suka kotor harus disaring dulu," ungkap Martha.

Karena itu, dia berharap pemerintah bisa menjaga ketidakstabilan pasokan dan harga MinyaKita sebelum ramadan tiba.

"Mata pencaharian saya kan memang jualan gorengan ya. Jadi saya harap pemerintah bisa bikin harga stabil jangan kayak tahun-tahun kemarin. Pas bulan puasa harga semua malah naik," paparnya.

Dalam seminggu terakhir, keberadaan minyak goreng kemasan subsidi milik pemerintah merek MinyaKita mengalami kelangkaan di sejumlah pasar, baik di wilayah Jawa maupun Sumatera.  

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan di Cilincing pada Selasa (7/2) mengungkapkan salah satu penyebab terjadinya kelangkaan minyak subsidi karena warga yang awalnya menggunakan minyak goreng jenis premium beralih ke minyak subsidi.