News

Minim Vaksinasi Lansia, China Kewalahan Hadapi Corona Varian Omicron

apahabar.com, JAKARTA – Ketika kasus Covid-19 di sebagian besar negara mulai menurun, China justru kewalahan menghadapi…

Sejumlah petugas menyemprotkan disinfektan, ketika Shanghai kembali memberlakukan lockdown akibat peningkatan kasus corona varian omicron. Foto: The Guardian

apahabar.com, JAKARTA – Ketika kasus Covid-19 di sebagian besar negara mulai menurun, China justru kewalahan menghadapi kenaikan kasus aktif yang diakibatkan varian omicron.

WHO melaporkan kasus globaal Covid-19 terus menurun sejak akhir Maret 2022. Beberapa negara bahkan sudah mulai mencabut pembatasan, termasuk Singapura.

Singapura tidak lagi mewajibkan pelancong melampirkan hasil tes Covid-19 negatif untuk masuk ke wilayah mereka.

Sebaliknya tren berbeda terlihat di China, khususnya Shanghai. Kota berpenduduk sekitar 25 juta orang ini masih dalam aturan karantina ketat.

Ironisnya angka kematian Covid-19 dan pasien bergejala masih meningkat. Tercatat angka infeksi harian di Shanghai menembus 20 ribu kasus per hari.

Sejumlah pakai meyakini situasi di China berkaitan dengan angka vaksinasi lanjut usia. Faktanya otoritas Shanghai melaporkan hanya 52 persen dari 3,6 juta lansia 60 tahun ke atas yang sudah menerima vaksinasi lengkap.

Sementara cakupan populasi lansia di atas 80 tahun hanya 15 persen yang memperoleh vaksinasi lengkap. Begitu juga dengan angka vaksinasi booster yang hanya 38 persen lansia.

“Kasus kematian dalam dua hari terakhir di Shanghai menyiratkan bahaya yang mengintai, mengingat tingkat vaksinasi penduduk senior masih rendah,” tutur Zhuang, ahli epidemiologi di China, seperti dilansir Detik.

Zhuang menyarankan pemerintah dapat menggelar kampanye untuk meredakan ketakutan terhadap vaksin, serta menawarkan insentif untuk mendapatkan suntikan.

Sementara epidemiolog Dicky Budiman dari Universitas Griffith Australia, juga khawatir perkembangan COVID-19 di Shanghai bakal terus memburuk.

Penyebabnya pusat ekonomi di China itu memiliki banyak populasi lansia. Terlebih sejumlah penduduk sulit mendapatkan vaksin Covid-19 berbasis mRNA seperti Pfizer dan Moderna.

“Dalam berbagai studi, vaksin mRNA terbukti lebih efektif dibandingkan inactivated vaccine lain,” papar Dicky Budiman.