Kalsel

Minim Tempat, Depo Arsip Belum Miliki Ruang Galeri Foto

apahabar.com, BANJARBARU – Dinas Perpustakaan dan Kerasipan (Dispersip) Kalimantan Selatan terus melakukan pembenahan pada gedung Depo…

Pajangan koleksi Foto terbengkalai di sela lorong Depo Arsip Kalsel. Foto-apahabar.com/Musnita Sari.

apahabar.com, BANJARBARU – Dinas Perpustakaan dan Kerasipan (Dispersip) Kalimantan Selatan terus melakukan pembenahan pada gedung Depo Arsip.

Penataan ulang ini dilakukan untuk memastikan pengelolaan dan penyimpanan arsip bertahan untuk jangka panjang.

Sayangnya, gedung yang berlokasi di perkantoran Wali Kota Banjarbaru ini belum memiliki ruangan khusus untuk galeri foto ataupun diorama.

“Kalau di sini masih sempit. Tapi ada rencana kita bangun gedung depo baru di daerah Trikora,” ucap Kepala Bidang Pembinaan dan Pelayanan Kearsipan, Chozanatun Nisa kepada apahabar.com, Kamis (2/7) siang.

Koleksi foto sementara terpaksa dipajang di sela-sela lorong gedung bertingkat dua itu.

Untuk lantai atas, terdapat ruangan khusus untuk penyimpanan berkas arsip.
Sedikitnya ada lebih dari 10 ribu boks atau sekitar 60 ribu berkas yang tersimpan.

Sedangkan lantai pertama dimaksimalkan untuk pelayanan umum, ruang kerja dan aula pertemuan.

“Berkas yang disimpan lebih banyak tekstual atau kertas. Berkas ini didapatkan dari SKPD dan ada pula yang kita hunting sendiri,” terang dia.

Pengelolaan arsip menurutnya tidak bisa dilakukan sembarangan.

Berkas harus disimpan dalam suhu tertentu menggunakan pendingin udara, begitu pula dengan boks penyimpanan yang diganti dalam skala waktu tertentu.

“Disimpan tidak hanya di rak, tetapi juga juga di lemari anti terbakar yaitu roll o pack,” jelasnya.

Selain galeri foto, keterbatasan tempat juga membuat ruang baca arsip tidak bisa diadakan.

Masyarakat atau pengunjung terpaksa menggunakan ruangan rapat atau lobi tamu untuk membaca arsip yang mereka cari.

Akibat pandemi Covid-19, sejumlah proyek pembenahan di Depo Arsip terpaksa ditunda.

Saat ini, perbaikan lebih memaksimalkan tempat penyimpanan berkas arsip di lantai dua.

Editor: Ahmad Zainal Muttaqin