Kalsel

Milad HMI Ke-75 di Banjarmasin Bicarakan IKN, Begini Harapan Anggota DPR RI

apahabar.com, BANJARMASIN – Peringatan milad ke-75 tahun Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) di Banjarmasin diisi dengan seminar…

Anggota Komisi II DPR RI HM Rifqinizamy Karsayuda. Foto-apahabar.com/Bahaudin Qusairi

apahabar.com, BANJARMASIN – Peringatan milad ke-75 tahun Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) di Banjarmasin diisi dengan seminar nasional dan pemberian penghargaan.

Kegiatan dilaksanakan di Aula Kayuh Baimbai pada Sabtu (5/2) malam.

Anggota Komisi II DPR RI, HM Rifqinizamy Karsayuda dan Wali Kota Banjarmasin Ibnu Sina hadir sebagai nara sumber seminar yang sekaligus sebagai alumni HMI.

Mengangkat tema ”Tantangan kota Banjarmasin sebagai gerbang ibu kota negara dalam polemik ibu kota negara baru”.

Rifqi mengatakan Kabupaten Penajam Paser Utara sebagai lokasi ibu kota negara, harus dimanfaatkan secara optimal oleh warga Kalimantan secara umumnya maupun masyarakat Kalsel secara khususnya.

Kepada generasi HMI khususnya di Kalsel diharapkannya mampu menyingkronkan dan belajar banyak sehingga SDM-SDM terbaik di Kalimantan adaptif dan bisa bersaing dengan SDM-SDM yang akan pindah ke IKN.

“Kondisi ini HMI jangan sampai jadi penonton saja. Mulai sekarang sudah banyak mempelajari potensi-potensi untuk menyambut IKN di Kalimantan Timur di mana Kalsel menjadi salah satu pintu gerbangnya,” ujarnya.

Menyinggung pariwisata Rifqi bercerita sewaktu traveling ke kota Venesia, ia merasa tidak ada bedanya dengan Kota Banjarmasin. Sebab kanal-kanal yang menjadi destinasi wisata yang populer tak ubahnya sama dengan sungai-sungai yang ada di Banjarmasin

“Saya yakin Kota Banjarmasin akan menjadi destinasi wisata sungai yang populer, setidaknya di tingkat Asia Tenggara, karena keunikan dan ciri khas yang tidak dimiliki kota-kota lain.

Senada, Ibnu Sina mengakui Kota Banjarmasin punya kawasan yang strategis, karena tepat berada di tengah pulau Kalimantan.

“Kota Banjarmasin harus berperan dalam perkembangan IKN, bukan tanpa alasan, Kota Banjarmasin sendiri punya sejarah panjang dalam perjalanan bangsa ini,” jelas Ibnu.

Tidak salah, sambungnya Kota Banjarmasin sebagai gerbang IKN, sebab arus barang dan jasa yang paling dekat dari pulau Jawa menuju Kalimantan adalah melalui Kota Banjarmasin.

“Secara tradisional, Kota Balikpapan dan Samarinda punya ikatan kuat dengan Kota Banjarmasin, sebab arus barang terutama sembako dipasok dari Kota Banjarmasin,” ungkap mantan anggota DPRD Kalsel ini.

Sementara, salah satu penerima penghargaan sebagai peran memajukan pendidikan di Kalsel dalam Milad HMI, Dr. Afif Khalid, menyatakan, apresiasi dan syukur atas milad HMI yang ke-75 tahun.

Alumni HMI angkatan 10 di Malang ini, menyesuaikan dengan tema seminar, IKN yang tentunya harus dipersiapkan dalam menghadapi persaingan nantinya.

Misalnya sungai yang menjadi jalur tradisional dan diyakini potensialnya. Itu sejak sekarang harus dipersiapkan jangan sampai potensi besar ini diambil alih orang luar daerah.

“Saya harap peran HMI dan masyarakat di Kalsel sadar akan potensi karena wilayah startegis ini akan mengangkat perekonomian daerah dan masyarakat,” tuturnya.

Sementara itu, Ketua HMI cabang Banjarmasin, Nurdin Ardalepa, mengaku siap menghadapi tantangan IKN yang tidak lama lagi akan menjadikan Kalsel sebagai salah satu pintu gerbang.

Oleh sebab itu, sebagai motivasi dan wawasan sengaja pihaknya dalam mengisi milad HMI tahun ini diadakan seminar yang mengangkat soal IKN.

Bagi Nurdin, IKN harus dipersiapkan dari sekarang dan ia tak ingin Banjarmasin ini menjadi seperti Betawi kedua. Artinya informasi soal IKN harus benar-benar diketahui dan dipersiapkan.

“Cukup Betawi saja lah yang sudah terjadi jangan terjadi lagi dengan kita. Oleh sebab itu kita perlu kesiapan matang dalam menyongsong perbedaan dalam IKN. Seminar tadi Alhamdulillah telah membukakan jalan ilmu pengetahuan dalam kaitannya persiapan IKN,” tutupnya.