Pengosongan Mess Papua

Mess Cendrawasih, Prasasti Kecintaan Soekarno pada Papua

Dipersembahkan ke hadapan rakyat Indonesia yang berasal dari Irian Barat oleh Sekretariat Koordinator Urusan Irian Barat.

Mess Cendrawasih. Foto: Dok. Jubi.id.

apahabar.com, JAKARTA - Dipersembahkan ke hadapan rakyat Indonesia yang berasal dari Irian Barat oleh Sekretariat Koordinator Urusan Irian Barat, Wakil Perdana Menteri Sutjipto (Jakarta, 17 September 1964).

Demikian sebuah prasasti tertoreh di sebuah gedung yang berlokasi di Jalan KH Mansur Tanah Abang, Jakarta Pusat. Di tempat ini, sekitar seribu orang bermukim dengan ragam histori yang melatarinya.

Semula, mess itu dihibahkan sebagai bentuk dukungan kepada putra-putri Irian (sebelum beralih jadi Papua) yang tengah menempuh pendidikan di Jakarta. Langkah tersebut sebagai bentuk dukungan Soekarno kepada warga Irian Barat.

Baca Juga: Ricuh Pengosongan Mess Cendrawasih, Polisi Intensifkan Penjagaan

Sehingga bangunan itu tak hanya menampung seribuan jiwa saja, melainkan menghimpun nilai historis politik yang tak dapat dipisahkan dengan proses penyatuan Irian Barat (Irian Jaya) atau Papua dengan NKRI.

Dihibahkan oleh Soekarno Atas Nama Negara

Menilik sejarah, kecintaan Bung Karno terhadap Irian Barat sama sekali tak sepele. Sekalipun Indonesia telah merdeka sejak 1945, kemerdekaan itu dianggapnya belum lengkap tanpa bersatunya Irian Barat.

Bahkan, keseriusan Putra sang Fajar tersebut mencuatkan spirit bahwa tanpa Irian Barat, Nusantara tak akan sepenuhnya menjadi Indonesia. Untuk itu, sederet upaya dilakukan oleh presiden pertama Indonesia.

Berbicara di mimbar nasional hingga internasional pun jadi opsi. Bung Karno tak menyerah. Lelah berdiplomasi, Tri Komando Rakyat (Trikora) pada 1961 muncul sebagai upaya pamungkasnya. Irian Barat pun paripurna menjadi bagian dari Indonesia.

Tiga tahun berselang, tepatnya tahun 1964 Mess Cenderawasih di Tanah Abang pun diresmikan sebagai wujud nyata Soekarno memberi kesempatan dan dukungan penuh bagi kemajuan putra-putri Irian.

Sengketa Mess Cendrawasih

Belakangan keberadaan mess Cendrawasih menjadi perhatian karena bakal dialihfungsikan berdasarkan surat edaran penggusuran yang hendak dilakukan Pemerintah Provinsi Papua.

Silang sengkarut itu pun mendapat respons dari pengamat isu Papua, Frans Maniagasi, yang dalam pernyataan tertulisnya mengimbau kalau upaya Pemerintah Provinsi Papua menggusur mess dan dialihfungsikan menjadi lokasi bisnis tersebut, sebaiknya itu dipikirkan dan dipertimbangkan nilai-nilai historis politiknya itu.

"Artinya, menggusur tempat yang memiliki nilai sejarah perjuangan sebagai bagian dari pembebasan Irian Barat semata-mata karena kepentingan kapitalisme untuk memperoleh keuntungan telah menggusur nilai-nilai perjuangan dan kebangsaan," ujarnya sebagaimana dilansir dari Media Indonesia (31/12).  

Lebih lanjut, penulis buku Masa Depan Papua itu juga menegaskan bahwasanya dalam perspektif substantif mess Cendrawasih merupakan wadah yang disediakan dan difasilitasi oleh negara sebagai sarana membangun masyarakat Papua.