Nasional

Meski Melemah, Rupiah Diramal Tak Sampai Terpuruk

apahabar.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah dalam tren pelemahan sejak beberapa hari terakhir terhadap dolar Amerika…

Ilustrasi rupiah. Foto-Istimewa

apahabar.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah dalam tren pelemahan sejak beberapa hari terakhir terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Apalagi Bank Sentral AS (The Fed) baru saja memberikan sinyal kenaikan suku bunga acuan lebih cepat dari yang diperkirakan.

Sehingga arus modal asing mulai meninggalkan tanah air. Pada Kamis (6/1/2022), US$ 1 dibanderol Rp 14.385 di pasar spot. Rupiah melemah 0,21% dibandingkan dengan penutupan perdagangan Rabu (5/11).

“Investor asing khususnya tentu akan memindahkan portfolio asetnya dari sini. Ini sudah terlihat dari posisi kepemilikan asing di SUN saat ini,” ungkap Ekonom Maybank Myrdal Gunarto mengutip CNBC Indonesia.

Meski demikian, Myrdal menilai pasar obligasi domestik masih terjaga gejolak di pasar keuangan. Di samping tinginya partisipasi Bank Indonesia (BI dan perbankan domestik yang memiliki likuiditas berlimpah.

“Situasinya akan berubah kalau perbankan kembali agresif menyalurkan kredit ke pihak ketiga. Sementara untuk pasar saham, pergerakannya bergantung pada situasi perekonomian domestik. Kalau terjadi pemulihan ekonomi yang pesat di tengah pandemi COVID19, maka IHSG diproyeksikan masih akan terus mengalami tren rally kedepannya,” terangnya.

Pelemahan rupiah diperkirakan masih akan berlangsung ke depan. Namun Myrdal meyakini pelemahannya tidak terlalu dalam, seiring rendahnya kepemilikan asing pasar surat utang negara dan ekspor yang masih berada pada tren positif.

“Dengan eksposur investor asing yg tidak sekuat beberapa tahun lalu, plus ditambah lagi dengan performa ekspor yang masih cukup baik seiring harga komoditas andalan lokal yang masih tinggi, maka USD/IDR diproyeksikan masih akan berada di kisaran 14200-14600 pada tahun ini,” jelas Myrdal.