Tak Berkategori

Meski Dibayangi Sentiman Tenaga Kerja AS, IHSG Awal Pekan Berpeluang Menguat

apahabar.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada awal pekan, Senin…

Karyawan melihat layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (4/1/2021). Foto-Antara/Sigid Kurniawan/hp

apahabar.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada awal pekan, Senin (11/10) berpeluang menguat.

Meski demikian IHSG akan dibayangi sentimen data tenaga kerja Amerika Serikat yang di bawah ekspektasi.

IHSG dibuka menguat 1,19 poin atau 0,02 persen ke posisi 6.482,96. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 0,66 poin atau 0,07 persen ke posisi 940,54.

“Fokus tertuju pada data penjualan ritel Indonesia per Agustus yang dirilis pada hari ini. IHSG berpeluang menguat didorong oleh penguatan harga komoditas di kisaran 6.421-6.578,” tulis Tim Riset Lotus Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, seperti dilansir Antara, Senin.

Bursa saham Wall Street berakhir lebih rendah pada perdagangan akhir pekan lalu, setelah data pertumbuhan lapangan kerja AS yang lebih lemah dari perkiraan.

Kementerian Tenaga Kerja AS melaporkan data tenaga kerja non pertanian atau nonfarm payrolls naik sebanyak 194.000 pekerjaan pada periode September, jauh di bawah estimasi sebanyak 500.000 pekerjaan.

Sementara, tingkat pengangguran turun menjadi 4,8 persen dari 5,2 persen pada periode Agustus. Dari data, defisit neraca perdagangan AS melebar ke rekor tertinggi 73,3 miliar dolar AS pada Agustus 2021, lebih tinggi dari perkiraan di 70,5 miliar dolar AS.

Ekspor naik tipis 0,5 persen menjadi 213,7 miliar dolar AS, tertinggi sejak Mei 2019. Sementara, impor naik 1,4 persen ke level tertinggi sepanjang masa di 287 miliar dolar AS.

Periode rilis kinerja laba emiten kuartal III 2021 akan dimulai pada pekan ini. JPMorgan Chase dan bank-bank besar lainnya akan pertama merilis hasil kinerja kuartal III 2021, dengan rata-rata pertumbuhan laba emiten diperkirakan sebesar 30 persen (yoy).

Fokus pekan ini juga akan tertuju pada data inflasi September yang diperkirakan sebesar 5,3 persen (yoy).

Di sisi lain, bursa Eropa berakhir di zona merah setelah melalui sesi yang fluktuatif, namun masih berada di teritori penguatan mingguan terbaik dalam dua bulan terakhir.

Bank of England (BoE) bersiap menghadapi kenaikan suku bunga seiring besarnya tekanan inflasi terhadap ekonomi Inggris.

Dari Asia, Chinese Estates selaku pemegang saham utama China Evergrande, mendapat penawaran pengambilalihan dari Solar Bright Ltd dengan harga 1,91 miliar dolar Hong Kong.

Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain indeks Nikkei menguat 470,79 poin atau 1,68 persen ke 28.519,73, indeks Hang Seng naik 488,56 atau 1,97 persen ke 25.326,41, dan indeks Straits Times meningkat 10,14 poin atau 0,33 persen ke 3.122,95.