Nasional

MERINDING! Ayah Bos Soto Banjar Minta Salat Jamak Sebelum Naik Pesawat SJY-182

apahabar.com, BANJARMASIN – Owner Soto Banjar Ninik Acil, Ratih Windania diduga menjadi korban jatuhnya pesawat Sriwijaya…

Postingan Ratih Ratih Windania sebelum naik ke Sriwijaya Air yang jatuh di Pulau Seribu. Foto-Instagram

apahabar.com, BANJARMASIN – Owner Soto Banjar Ninik Acil, Ratih Windania diduga menjadi korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJY-182 rute Jakarta-Pontianak di perairan Kepulauan Seribu, Sabtu (9/1) kemarin.

Nahasnya bukan hanya Ratih Windania yang diduga menjadi korban jatuhnya pesawat berusia 26 tahun tersebut.

Namun juga terdapat anggota keluarga lain keturunan Almarhum Ustadz Syahrani Bajuri.

Di antaranya Rahmawati, anak dari mendiang Ustadz Syahrani Bajuri. Lalu, Toni Ismail sebagai menantu. Keduanya diketahui merupakan orang tua dari Ratih Windania.

Kemudian Atar Rizki Riawan sebagai cicit. Terakhir, ada nama Yumna Fanisyatuzahra sebagai buyut.

"Nama penumpang pesawat Sriwijaya keturunan Ustadz Syahrani Bajur ada ada 5 orang," ucap kerabat dekat Ustadz Syahrani Bajuri, Gusti Kamaruddin kepada apahabar.com, belum lama tadi.

Terkait hal itu, sang kakak dari Ratih Windania, Irfansyah Riyanto tak menampik jika anggota keluarga lain terdaftar sebagai penumpang pesawat SJY-182.

"Dalam pesawat itu ada bapak, ibu, adik, dan dua orang keponakan saya. Nah, itu jadwalnya hari Sabtu digeser ke 13:30 WIB,” ucap Irfansyah Riyanto dilansir dari akun YouTube Beepdo.com.

Irfan mengingat permintaan terakhir sang ayah untuk melaksanakan salat jamak.

"Ayah saya itu gak pernah mau jamak salat. Tiba-tiba hari itu dia nanya saya ‘bapak boleh gak jamak antara zuhur dan ashar’,”

"Nah saya bilang ‘boleh pak, kan bapak gak tau nyampe jam berapa dan mau kemana dulu’ itu jawaban saya," katanya.

"Qodarullah dia udah salat jamak dan dapat kabar pesawat jatuh," cerita Irfan dengan suara terbata.

Irfan tak bisa membendung air mata ketika mengingat nasib keluarganya tersebut.

"Saya dua bersaudara, udah gak ada siapa-siapa lagi," tuturnya.

Dia mengenang momen bahagia seluruh anggota keluarga ketika pulang ke Pontianak menaiki Sriwijaya Air SJ-182.

Bersama keluarga, Irfan mengaku baru saja pulang liburan.

"Kami jalan-jalan, makan, seneng-seneng, sekarang baru kerasa. Nyampe rumah kosong, ga ada siapa-siapa sepi. Bener-bener gak bisa digambarin lagi," bebernya.

Dia mengaku ikhlas menerima musibah yang menimpa keluarganya.

Jika ada hal yang membuat keluarganya kembali, Irfan mengaku akan melakukannya.

"Kalau ada sesuatu yang bisa saya lakukan buat bikin mereka kembali, saya lakukan, tapi gak mungkin ini sudah takdir Allah," pungkasnya.