Tak Berkategori

Merasa Dikhianati Boeing, Rusdi Kirana Meradang!

apahabar.com, JAKARTA – Polemik antara Lion Air dengan The Boeing Company terus berlanjut, seiring pernyataan Rusdi…

Rusdi Kirana pendiri Lion Air. Foto: cnbcindoneisa.com

apahabar.com, JAKARTA – Polemik antara Lion Air dengan The Boeing Company terus berlanjut, seiring pernyataan Rusdi Kirana yang merasa dikhianati oleh prodeusen pesawat tersebut.

Bloomberg kemarin, Rabu (5/12) memberitakan bahwa pendiri Lion Air itu merasa dikhianati oleh Boeing.

Menyusul hal itu, Rusdi tengah menyiapkan dokumen untuk membatalkan pembelian pesawat total senilai US$ 22 miliar atau Rp 134 triliun (kurs Rp 14.300/US$).

“Saya merasa dikhianati,” ujar Rusdi Kirana melalui telepon, dikutip dari Bloomberg, Kamis (6/12/2018).

“Saya menyiapkan dokumen untuk mengajukan pembatalan. Semuanya masih dalam pertimbangan sekarang,” kata dia.

Sumber Reuters menyatakan bahwa Rusdi Kirana marah karena pernyataan Boeing yang merespons hasil laporan awal Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) terkait kecelakaan 737 Max 8 yang digunakan dalam penerbangan Lion Air JT-610.

Kecelakaan itu terjadi pada 29 Oktober 2018 dan menewaskan 189 orang.

Sumber tadi mengungkapkan Rusdi Kirana sangat marah atas apa yang dia anggap sebagai upaya Boeing untuk mengalihkan perhatian dari perubahan desain dan menyalahkan Lion Air atas kecelakaan penerbangan JT-610.

Adapun Lion Air adalah pembeli terbesar Boeing 737 yang diperbarui, di bawah Southwest Airlines dan Flydubai. Sampai saat ini jumlah 737 Max 8 yang sudah dikirim ke Lion adalah 11 unit, termasuk 1 unit yang mengalami kecelakaan pada 29 Oktober 2018.

“Lion Air adalah pelanggan yang berharga dan kami mendukung mereka melalui masa sulit ini,” kata Boeing dalam sebuah pernyataan.

“Hati kami bersama semua orang yang terkena dampak ini, dan keselamatan tetap menjadi prioritas nomor satu kami. Kami mengambil setiap langkah untuk sepenuhnya memahami semua aspek dari kecelakaan ini, dan bekerja sama dengan tim penyelidik dan semua pihak berwenang yang terlibat.”

Sumber: CNBC Indonesia
Editor: Fariz