News

Menyoal Penyesuaian Harga BBM, Pemerintah Fokus Memantau Harga ICP

apahabar.com, JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan anggaran subsidi yang selama ini tertuang dalam Perpres…

Menteri Keuangan, Sri Mulyani. Foto tangkapan layar

apahabar.com, JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan anggaran subsidi yang selama ini tertuang dalam Perpres No.98, tak mampu menahan beban subsidi yang sudah menaikan tiga kali lipat dalam bentuk kenaikan subsidi untuk BBM dan LPG dari yang sebelumnya Rp77,5 triliun menjadi Rp149,4 triliun.

Sedangkan untuk listrik dari Rp56,5 triliun mengalai kenaikan menjadi Rp59,6 triliun dan kompensasi untuk BBM dari 18,5 trilun menjadi 252,5 triliun. Adapun kompensasi untuk listrik naik dari Rp0 menjadi Rp41 triliun. Sehingga total subsidi dan kompensasi untuk BBM, LPG dan listrik naik menjadi Rp502,4 triliun.

Angka tersebut dihitung berdasarkan rata-rata Indonesian Crude Price (ICP) yang diperkirakan dapat mencapai USD105 dengan kurs rupiah Rp14.700. Dengan begitu volume dari Pertalite yang diperkirakan akan mencapai 29 juta kiloliter dan sedangkan Solar 17,44 juta kiloliter.

"Kami akan terus melakukan pemantauan dengan harga minyak ICP yang turun mencapai USD90 sekali pun, maka subsidi masih akan atau harga rata-rata satu tahun ICP itu masih di angka USD98,8. Kalau pun harga minyak turun sampai di bawah USD90, maka keseluruhan tahun rata-rata ICP Indonesia masih di angka USD97," paparnya dalam siaran daring di Kanal Youtube Sekretariat Presiden, Minggu (3/9/2022).

Melalui penghitungan tersebut, kata Sri Mulyani, kenaikan subsidi yang sebelumnya sudah disampaikan sebesar Rp502 triliun tetap akan naik. Meski tidak mengalami kenaikan hingga Rp698 triliun, namun akan naik menjadi Rp653 triliun, dengan asumsi harga ICP rata-rata sebesar USD99 turun hingga USD90 sampai Desember.

Sedangkan bila harga ICP sebesar USD85 per barel sampai Desember, maka kenaikan subsidi akan tetap sebesar Rp502 triliun menjadi Rp640 triliun. Sri Mulyani menerangkan kenaikan sebesar Rp137 triliun sampai Rp151 triliun ditentukan dengan harga ICP saat itu.

"Perkembangan ICP ini harus kita monitor karena suasana geopolitik dan suasana proyeksi ekonomi dunia masih dinamis," ujarnya.

Sementara itu, pihaknya masih akan terus mengalokasikan subsidi ke masyarakat sebesar Rp591 triliun, apabila harga ICP ada di sebesar USD85 per barel, atau Rp605 triliun bila harga ICP di angka USD99 per barel. Namun, imbuh Sri Mulyani, apabila harga ICP di atas USD100 per barel, maka total subsidi kepada masyarakat dalam bentuk BBM sebesar Rp649 T.

Sri Mulyani menerangkan, seperti yang diungkapkan Presiden Jokowi tentang sebagian dari belanja keseluruhan subsidi akan digunakan untuk bantuan sosial kepada masyarakat. Selain itu, usai pengumuman kenaikan harga BBM, pihaknya akan memantai perkembangan inflasi, pertumbuhan ekonomi, angka kemiskinan di Indonesia.

"Kita perkirakan dengan adanya bansos yang diberikan tambahan Rp24,1 triliun maka kita bisa menahan pertambahan jumlah angka kemiskinan. Sehingga tetap kita jaga dan menurun melalui program pemerintah lainnya," jelasnya. (BKA)