Dekarbonisasi

Menteri LHK Dorong Perusahaan Migas Terapkan Dekarbonisasi

Menteri LHK Siti Nurbaya dorong perusahaan minyak dan gas (migas) untuk menerapkan dekarbonisasi untuk mewujudkan emisi nol karbon pada 2060.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya dalam tayangan video di Konvensi Internasional III Industri Hulu Minyak dan Gas 2022 di Nusa Dua, Bali. Foto: Antara

apahabar.com, JAKARTA – Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya mendorong perusahaan minyak dan gas (migas) untuk menerapkan dekarbonisasi dengan tujuan mewujudkan emisi nol karbon pada 2060.

Beberapa upaya dalam menerapkan dekarbonisasi, di antaranya dengan Carbon Capture, Utilization and Storage (CCUS) atau sistem penangkapan karbon (CO2) untuk menekan emisi karbon di sektor minyak dan gas bumi.

"Migas sebagai sektor yang intensif memiliki karbon tinggi, berada dalam tekanan yang tinggi dan tak terhindarkan untuk merespons dengan tepat transisi menuju dekarbonisasi," kata Siti dilansir Antara, Kamis (24/11).

Baca Juga: Kemenperin: Pertumbuhan Sektor Nonmigas Capai Rp554,16 triliun

Ia menyambut baik perusahaan minyak dan gas yang sudah berkomitmen menerapkan dekarbonisasi hingga 2050 dalam merespons tantangan emisi nol karbon.

Secara total, emisi gas rumah kaca (GRK) di Indonesia pada 2020 mencapai 1,05 giga ton CO2. Dari jumlah itu sekitar 584 juta ton CO2 atau sekitar 55,62 persen berasal dari sektor energi.

Secara lebih rinci, sektor minyak dan gas berkontribusi sekitar 164,7 juta ton CO2 atau 15,69 persen dari kilang minyak dan transportasi sekitar 12,8 persen.

Berdasarkan data Badan Energi Internasional (IEA) memperkirakan melalui kebijakan emisi nol karbon, permintaan minyak secara global menurun hingga 75 juga barel per hari pada 2030.

Baca Juga: Dorong Investasi Hulu, Menteri ESDM Revisi UU Migas

Salah satu pemicunya adalah penjualan kendaraan bermotor dengan basis bahan bakar listrik yang melonjak hingga 60 persen pada 2030.

Industri minyak dan gas di Indonesia memiliki peran yang penting dalam memastikan ketersediaan energi, mencermati permintaan yang tinggi akibat bertambahnya jumlah penduduk dan pertumbuhan ekonomi. Energi banyak diserap sektor transportasi dan industri.

Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengungkapkan permintaan minyak dan gas terus tumbuh terutama di negara berkembang seperti di India dan negara-negara di Asia dan Afrika dengan urbanisasi dan industrialisasi berkembang signifikan.

Baca Juga: Genjot Ekosistem Kendaraan Listrik, PLN Tambah 7 SPKLU di Jakarta

Sementara itu, SKK Migas memiliki target produksi minyak satu juta barel per hari (BOPD) dan produksi gas 12 miliar standar kaki kubik per hari (BSCFD) pada 2030 untuk kebutuhan dalam negeri.

Potensi besar hulu migas Indonesia dengan 68 potensi cekungan yang belum dieksplorasi dan cadangan terbukti minyak sebesar 2,4 miliar bbl (barel biru) dan cadangan gas terbukti diperkirakan sebesar 43 triliun kaki kubik.