Menko PMK: Kasus Gagal Ginjal Akut Menurun Drastis!

Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy menyebut kasus gagal ginjal akut di RI menurun drastis.

Menko PMK menyebut kasus gagal ginjal akut turun drastis. Foto-detikcom

apahabar.com, JAKARTA - Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy menyebut kasus gagal ginjal akut di RI menurun drastis. Menurutnya, penurunan itu karena dihentikannya peredaran obat sirop.

"Sudah turun drastis, nol," kata Muhadjir Effendy kepada wartawan di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (7/11/2022).

"Kalau masih ada yang muncul itu, kan ini tidak semua yang meminum obat sirop ini langsung mendadak kena kan, ada yang mungkin sebulan baru terasa. Jadi kalau misal masih ada kasus itu bisa dipastikan bukan kasus baru sebetulnya. Tapi kasus lama yang baru terdata awal, ketika tanggal 19 Kemenkes menyatakan semua obat sirop dilarang itu kemudian hari berikutnya kasusnya tinggal 3 setelah itu nol, Insyaallah sampai sekarang juga nol," jelasnya. 

Dia mengimbau masyarakat tetap menyetop konsumsi obat sirop kepada anak yang sakit. Dia menuturkan dokter pun telah memiliki resep racikan pengganti obat sirop tersebut.

"Tetapi yang paling aman sekarang ini, nggak usah ambil risiko. Saran saya, sebaiknya hindari sajalah sementara obat sirop itu, karena dokter juga sudah bisa mengganti itu dengan resep racikan dan apotek-apotek juga saya lihat sama sekali tidak ada keluhan, tidak ada hambatan," tuturnya.

Selain itu, dia mengatakan pasien gagal ginjal akut yang meninggal akan diberikan santunan oleh pemerintah. Namun, nilai santunan itu masih belum ditentukan.

"Penanganan terbaru untuk yang terkena gagal ginjal itu yang meninggal akan diupayakan nanti mendapat santunan, tapi masih dalam proses ini. Saya sedang berunding dengan Bu Mensos. Kemungkinan yang meninggal, karena bukan gagal ginjal secara umum ya, gagal ginjal yang memnag sudah terbukti disebabkan oleh gagal ginjal akut progressive non spesifik. Nah, itu kita upayakan akan ada bantuan. Sekarang masih didata," katanya.

Dia mengatakan pihaknya masih mendata pasien gagal ginjal akut yang meninggal. Pendataan, kata dia, akan dilakukan secara rinci agar tak salah sasaran.

"Kan ini gagal ginjal tidak semua gagal ginjal akut, karena gagal ginjal sebelum ini juga sudah banyak. Jadi akan kita perinci betul akan kita cek betul siapa saja mereka yang terkena gagal ginjal akut progressive non spesifik ini," pungkasnya.

Sebelumnya, Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta meminta agar warga menyetop konsumsi obat sirop kepada anak yang sakit. Hal ini demi menghindari cemaran zat kimia pemicu gagal ginjal akut.

Dinkes DKI menyadari obat sirop kerap menjadi yang utama diberikan orang tua kepada anaknya yang sakit. Selain tak terasa pahit, obat cair mudah dikonsumsi oleh anak-anak.

Namun, untuk sementara waktu Dinkes DKI tetap mengimbau agar orang tua tak memberikan obat sirop kepada anak-anaknya.